Thursday, October 30, 2008

Monday, October 27, 2008

Femina di RS Fuda- Guangzhou


Bersama tujuh orang dokter berbagai spesialisasi, saya mengunjungi Fuda Cancer Center Hospital di Guangzhou – China. RS ini banyak didatangi pasien Indonesia . Saat itu ada kurang lebih 10 orang pasien Indonesia, yang paling tidak didampingi seorang anggota keluarga. Saya “menemukan” Femina di tempat tidur seorang ibu yang mendampingi putrinya. Tinggal di mancanegara, berbahasa beda, berobat, untuk sebulan hingga tiga bulan, rupanya Femina merupakan suatu yang “wajib” untuk perempuan Indonesia ,dan bisa jadi obat rindu tanah air.

Singkong kuntum Nursery












Singkong hanya di kukus, mendengra pengalaman penjaga gerai, singkong bila direbus 2 kali , terlalu empuk. Penjaga gerai menyarankan dikukus saja.


Betul, pas jadinya

Pagi hari depan hotel Shanrila


Cafe DPR (Di bawah Pohon Rindang)

Pagi hari, 27 Oktober 2008. Nyapu oke, njagain dagangan temen hayo...


Maksudnya....?



Ladys & Gents . Yang lain-lain apa ya? Between L & G ?


Bubur kaca-- mau ?



Sunday, October 26, 2008

Kuntum Nursery


Halaman depan. tempat penjualan pupuk, sayur hidrofonik, ramuan herbal
Konon tempat ini memang tempat penjualan bibit tanaman, tanaman obat, buah dan bibit ikan serta pastinya sayuran organik. Namun suasananyaman untuk rekreasi keluarga, ada kolam pemancingan, dan nantinya kolam renang. Senang suasananya , ternyata ada juga perumahan . Mau beli? Ini saya belum jelas,hanya dengar saat disalon. Yuk, lihat foto kebun


Kuntum Nursery mudah ditemukan, dpandu adik kami (dari hp), kami keluar Tol Ciawi, belokkanan, yang ada gerbang : Bogor kota beriman. masuk jalan Raya Tajur. Kira-kira 200 meter ada pegadaian sebelah kanan jalan. Pintu masuk Kuntum Nursery persis sebelah pegadaian

Alamat tepatnya :Jalan Raya Tajur 291 Bogor


Mottonya : Back to nature, no chemical and friendly environment


Ini pintu samping, terpampang : Resto dan Cafe Teras

Tempat pemancingan dan rumah kaktus. Kaktus Rp 4000

Lahannya lebih dari 20 hektar, mahkota dewa, wah , lupa harganya , sepertinya Rp 25.000

Ada salon! He, he, sempet manicure -pedicure donk sambil menunggu keluarga yang beum datang. Dua orang mani-pedi plus 1 refleksi Rp 85.000

Kaktus, nanti saja belinya , kalau bungsu saya ikut. Kanan: lidah mertua Rp 75.000



Kiri: rumah Anthurium; Kanan: sirih hitam dan merah Rp 25.000





Pendopo tempat keluarga ami kumpul; disebelahnya mushola, bersih. Toiletnya tetap terjaga bersih

Makanan Sunda. Eh, jamur nya oke, leunca oncom, sayur asem . Hmmmm...





Yang lain masih makan, saya jalan- jalan ...



Yang kiri ibu Menik , yang mau punya gawe mantu. Kanan: yang ulang tahun bersama .Jadi ini kumpul keluarga dengan agenda: rapat panitia manten, ulang tahun bersama, plus pengumuman satu pasang lagi akan menyusul. Panitia diharap tidak bubar, sampai dengan akhir Maret 2009



Calon "ponakan", dikerjain dulu. (padahal)kenal sih sudah lama.....


(Ini mantu ponakan edisiMaret 2009)








Pulangnya : beli tanaman anti nyamuk, media tanaman plus teh dari kuntum bunga Rosella

EM4 yang dianjurkan mbak Ritapunto, sedang tak ada,

Tanaman mulai Rp 1500,- hingga ratusan ribu

Saya beli singkong organik, besok pagi saya kukus

Kalau makanan , wah, katanya murah, besok tanya yang ulang tahun. Ulang tahunnya juga rame- rame, tambah murah kalee

Lihat kebunku…..


Mendapati halaman rumah saya lebih cocok untuk tanaman hijau bukan bunga, saya menanaminya dengan pohonan berkhasiat. Plus pohon kersen yang saya buru dalam jangka tahunan, jadilah kebun saya menjadi “destination” para burung. Pagi hari saya mendengar kicauannya. Sekarang saya bahkan (mungkin) mampu membuat kompos sendiri, versi saya, dengan pelajaran jarak jauh mbak Ritapunto.

Terinspirasi artikel di Wikimu, Ibu Retty (Hari bumi .Yuk membuat lubang biopori), dan sesuai pedoman tulisan mbak Ritapunto (Solusi Zero waste” di rumah saat lebaran) , saya meminta tukang membuat lubang. Gampang? Tidak juga. Saya kan bukan pelaksana pembuat lubang, tukang saya mendengar “perintah “ membuat lubang “sampah”, belum selesai saya terangkan, langsung , burr ke kebun samping rumah. Waduh, saya di “rumah” praktek, masih ada “tamu”, tamu selesai, saya segera supervisi. Yak, tul, sesuai dugaan, sudah disiapkan area nyaris 2 meter persegi. Saat saya bilang “Kegedean , pak” ,bingunglah pak Ratim, tambah bingung lagi saat saya mengarahkan : “ Moncongnya 10 cm, dalamnya 1 meter”. Oke bu, laksanakan.

Selesai, belum, esoknya , sepulang kerja, dalamnya sudah oke 1 meter, moncongnya 40 cm. He, he, dasar Nury pemaksa, saya minta di ulangi. Akhirnya , meski tak 10 cm, mendekati 20 cm, terciptalah 4 lubang. Persiapan disempurnakan dengan membeli sarung tangan , 2 pasang ,( satu untuk saya, satu untuk asisten), untuk memisahkan sampah, bila terlanjur tergabung. Pelajaran memakai sarung tangan juga memerlukan waktu. Saya intip dari jendela dapur saya, asisten saya ketuel- ketuel, sarung tangan nggak masuk –masuk ketangannya. H, he, saya keluar saya ajarai, beres.

Lubang mulai efektif digunakan seminggu sebelum lebaran, sampai saat ini satu lubangpun belum penuh. Pemulung berterimakash pada asisten saya, karena seminggu sekali bisa datang dan langsung menjemput kaleng, botol, stiryfoam yang bersih dan tergolongkan.

Saya sertakan foto biopori saya, sudah disupervisi mbak Ritapunto, komentarnya: “Perfect bunda” Ho ho, ini hasil belajar dari Wikimu. Tak perlu bor, wong tukang saya membuatnya dengan pralon sisa membetulkan pipa air

Mau mencoba?

Capeek deh....

Log- in sering mental, sekarang log in oke, artikel raib dijawab:

Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini, sistem kami sedang mengalami vanguards. Cobalah lagi, beberapa waktu kemudian. Atau informasikan hal ini ke info@wikimu.com.

Terima kasih


Saturday, October 25, 2008

Lihat kebunku

Lubang biopori versi Nury, dibuat tanpa bor, di kuplek pakai pralon

Sudah sebulan, belum penuh, tapi belum juga jadi. menurut mbak Rita , diberi EM4 agar cepat jadi kompos, plus di aduk seminggu sekali.

Daun ginseng, seminggu 2 kali dipeting, di ca saja, seger.

Daun keji beling, konon untuk kencing batu

Daun kenikir, sedang disiram asisten yang ikut sejak anakpun kami belum punya

Foto pelajaran memakai sarung tangan ada di posting 21 Oktober 2008

Mie AA - Kuliner Sabang