Monday, March 16, 2009

Ke Bandung – Sarapan Batagor Kingsley

Bungsu libur lepas ujian, saya harus mengambil nilai ke pembimbing kekhususan yang professor di bagian Faal FK- Universitas Pajajaran. Cepat diambil keputusan Jumat (13 Maret 2009) pagi ke Bandung ! Berangkat mendekati pk 6.00 pagi, masuk Tol Gatot Subroto, dilanjut masuk lewat Tol Cipularang, yang artinya Rp 5.500 plus Rp 37.000, menjelang pk 8 sudah sampai Bandung.

Sengaja tidak sarapan sebelum berangkat, sayang kan, kalau kenyang, kuliner nggak lengkap, tanpa kudapan pagi Bandung. Dalam awal perjalanan, pembicaraan “nanti sarapan di mana”, seru antara saya dan bungsu, dari mulai rest area yang kami ketahui ada Starbuck , kemudian rest area yang sudah mendekati Bandung, pilihan kemudian : batagor Kingsley. Pesanan kami 1 porsi batagor bakso kuah, untuk saya dan 3 porsi batagor siomay- goreng untuk Edwin dan asisten wara-wiri (emmm, bungsu 2 porsi , just for him). Minumnya jeruk hangat, teh manis hangat.

Sambil menunggu pesanan, seperti biasa saya mulai berburu info dan foto. Melemaskan kaki, saya menuju sisi gerai yang menjadi dapur saji , arah depan kasir. Antara kasir dan dapur saji, terdapat aneka penganan yang tidak saja merupakan oleh-oleh Bandung, bumbu pecel Madiun (juga) saya peroleh . Batagor dan siomay untuk oleh-oleh segera saya pesan juga. Ini dia, saya jadi nggak tahu harganya, bonnya entah hilang atau tidak diserahkan saya, tetapi bulan lalu sepertinya 1 dos penuh (10 batagor, 10 siomay), Rp 120.000,- Bisa pesan yang 1 dos isi 5 batagor, 5 siomay bisa kok, atau berapa saja suka-suka kita. Jangan lupa sebutkan ½ matang atau matang. Kalau untuk oleh-oleh yang setengah matang saja, nanti baru kita goreng kembali sebelum dinikmati dipanasi.

Pilihan ke batagor Kingsley antara lain karena rest room nya bersih, saya ke toilet , giliran setelah yang punya gerai mandi, (he he, “kepagian”) dan pilihan untuk oleh-oleh lengkap. Jadi sekali berhenti, dapat semua, tinggal kerja. Mengantongi sertifikat halal MUI, didalam gerai terdapat aneka mie , yamien dan bihun, yang bisa disertai pangsit, bakso , bahkan batagor. Siiiip..

Kudapan lain yang mangkal tetap di depannya, mie kocok, es durian, kue rangin. Siang dikit, biasanya sudah ada “pemusik” yang akan menghibur, dan menjelang pk 12 ada penjual pecah belah cantik-cantik dalam mobil.

Sambil sarapan saya mulai menghubungi pembimbing dan teman yang di departemen Rehabilitasi Medik RSHS. Waktu dan tempat pertemuan dengan segera dipastikan. Selesai sarapan saya ke RS Hasan Sadikin, Edwin ngetem di jalan Sunda, tempat gerai Gundam. Siang saya jemput Edwin untuk makan siang di The Kiosk food market depan Dago plasa. Pk 16, ke pembimbing di jalan Dipati Ukur, pk 18 meninggalkan Bandung, sampai Jakarta kembali pk 21.00.

Ke Bandung ,kami akan kembali. Eh, setiap Kamis batagor Kingsley tutup, dan tidak buka cabang.

Monday, March 9, 2009

kebunnya mbak Rita Punto





Dua jenis pupuk nya mbak Rita


Gazebo tempat pelatihan


Pupuk dari "limbah" sapi- (tapi) tidak bau. Suumpriit...


Ada padi...!!!




Pemotong...




Nampak rice cooker dan panci sayur ase di latar depan. Nury sangat "smart", pas datang, pas makan


Nah, ayam gorengnya juga nampak


Imam Hanafi


Friday, March 6, 2009

Dr. Cipto Mangunkusumo (Tjipto Mangoenkoesoemo)


Dilahirkan di Pecangakan, Ambarawa, pada 4 Maret tahun 1886.
Beliau meninggal dunia di Jakarta, 8 Maret 1943.
Di makamkan di Watu Ceper- Ambarawa

Sumpah Dokter Indonesia


Demi Allah, saya bersumpah bahwa :
Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan;
Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya;
Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang berhormat dan ber¬moral tinggi, sesuai dengan martabat pekerjaan saya;
Kesehatan penderita senantiasa akan saya utamakan;
Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerja¬an saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter;
Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran;
Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagai mana saya sendiri ingin diperlakukan;
Dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita, saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbang an keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan sosial;
Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan;
Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan ke¬dokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan;
Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan memper¬taruhkan kehormatan diri saya.



Sumpah Dokter Indonesia adalah sumpah yang dibacakan oleh seseorang yang akan menjalani profesi dokter Indonesia secara resmi. Sumpah Dokter Indonesia didasarkan atas Deklarasi Jenewa (1948) yang isinya menyempurnakan Sumpah Hippokrates.

Lafal Sumpah Dokter Indonesia pertama kali digunakan pada 1959 dan diberikan kedudukan hukum dengan Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 1960. Sumpah mengalami perbaikan pada 1983 dan 1993.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

THE HIPPOCRATIC OATH (Fourth Century B.C.)


I swear by Apollo Physician and Asclepius and Hygieia and Panaceia and all the gods and goddesses, making them my witnesses, that I will fulfill according to my ability and judgment this oath and this covenant:

To hold him who has taught me this art as equal to my parents and to live my life in partnership with him, and if he is in need of money to give him a share of mine, and to regard his offspring as equal to my brothers in male lineage and to teach them this art – if they desire to learn it – without fee and covenant; to give a share of precepts and oral instruction and all the other learning to my sons and to the sons of him who has instructed me and to pupils who have signed the covenant and have taken an oath according to the medical law, but to no one else.

I will apply dietetic measures for the benefit of the sick according to my ability and judgment; I will keep them from harm and injustice.

I will neither give a deadly drug to anybody if asked for it, nor will I make suggeastion to this effect. Similarly I will not give to a woman an abortive remedy. In purity and holiness I will guard my life and my art.

I will not use the knife, not even on sufferers from stone, but will withdraw in favor of such men as are engaged in this work.

Whatever houses I may visit, I will come for the benefit of the sick, remaining free of all intentional injustice, of all mischief and in particular of sexual relations with both female and male persons, be they free of slaves.

What I may see or hear in the course of the treatment or outside of the treatment in regard to the life of men, which on no account one must spread abroad, I will keep to myself holding such things shameful to be spoken about.

If I fulfill this oath and do not violate it, may it be granted to me to enjoy life and art, being honored with fame among all men for all time to come; if I transgress it and swear falsely, may the opposite of all this be my lot.