Sunday, September 19, 2010

Orang utan nya doyan rokok



Entah belajar darimana , orang utan di Taman Safari Indonesia - Cisarua dikenali gemar merokok. Penasaran, membaca larangan tak lazim, saat kunjungan di hari Minggu menjelang lebaran yang lalu, saya foto. Niat banget, sampai saya minta asisten wara-wiri memundurkan mobil. Saat jalan-jalan naik gajah, saya tanya pawang gajah yang menemani saya. Menurut pawang gajah orang utan peniru yang lebih ulung dibandingkan chimpanse. Pernah disuruh melihat orang menggergaji, si orang utan dengan segera bisa menirukan.

Lha merokoknya meniru siapa?

Friday, September 10, 2010

Ayah kami dan adik bungsu





Ayah kami. May. Jen Purn HR Mardanus Soemarmo & 4 of us



Baju baru - Alhamdulillah

Lebaran untuk yang seumuran saya, tidaklah berarti baju baru. Dulu sih , pernah baju baru menjadi keharusan dan bukan saja saat lebaran. Saat awal-awal jadi dokter dan menjadi pembicara pada seminar, saya menyiapkan baju baru selain makalah dan (dulu) slide /(sekarang) power point presentasi . Seiring bersama bertambahnya umur, baju tak perlu saya perlukan untuk mendongkrak percaya diri. Saya hanya mensyaratkan baju formal, batik untuk acara yang berbau internasional , meskipun diselenggarakan di Indonesia.

Era facebook dan upaya saya merekam aktivitas, secara tak sengaja merekam baju saya. Awal bulan Agustus 2010, saat saya menghadiri resepsi pernikahan ponakan di Bandung, sepupu mengkomentari baju saya: “Mbak, ini kan baju mbak Nury yang di face book.” He, he, iya, baju yang saya pakai baju yang saya pakai, baju saat berbicara di Surabaya enam bulan sebelumnya, dan saya membuat foto khusus di podium, sendiri , baju saya ceto welo-welo.

Hari pertama lebaran, saya ngetem di rumah ayah. Sebagai yang tertua dalam arti sebenarnya dan kiasan, kerabat pasti ke ayah saya. Usia tahun ini 88 tahun , dan dari “abu” ayah saya keturunan dari pohon pertama suatu rumpun silsilah. Pastinya akan jumpa sepupu pengamat aktivitas (mungkin juga) baju saya. Saya memakai baju yang modelnya serupa yang dikomentari, modelnya tak persis amat, warna kuning kunyit. Setiap kali membuat baju , biasanya saya membuat beberapa potong sekaligus. Saat itu saya buat tiga yang mirip, batik Pekalongan berwarna selain kuning kunyit, dua yang lain berwarna merah, ungu. Tak baru, pastinya, karena si kuning kunyit juga sudah saya pakai saat di Surabaya, simultan dengan yang nuansa merah, yang dikomentari. Pokoknya nyaman, saya pakai saja, karena saya mendapat kiriman baju lebaran dari teman yang mengatur baju saya, warnanya hitam. Wah, lebih baik pakai baju lama, dengan resiko dikomentari daripada siang bolong baju hitam pekat.

Acara berlangsung aman dan nyaman, tanpa komentar (mengenai baju saya). He he, saya siasati dengan memakai kerudung panjang, dan saya ingat-ingat belum punya foto dengan baju warna kuning kunyit ini pada face book. Yang sudah di facebook yang warna ungu, saya pakai saat jadi pembicara empat bulan yang lalu di gedung Makara UI Depok, dan enam bulan yang lalu di Surabaya.

Baju baru – alhamdulilah

Sepatu baru- alhamdulillah

Tak adapun , tak apa- apa…. Itu saya .........

Horas, Selamat Idul Fitri 1431H



Horas, Selamat Idul Fitri 1431H, molo adong pe na sala panghatai on dohot pangalaho nami, mangido ma’af ma hami, sian bagasan roha namiPauk pauk hudali ma pago pago tarugi, Na tading taulahi, na sala ta

Saya copy- paste langsung. Saya ngga ngerti. Ini ucapan dalam rangka Idul Ftri seorang Jawa deles, tanpa pengaruh Batak kepada seorang (menurut saya) Sunda asli, terpapar Batak karena beristrikan perempuan Batak. Berbalaslah ucapan dengan ucapan bernuansa sama , dalam bahasa Sunda. Wening galih nu dipamrih jembar manah nu diseja . Mugi agung cukup lumur neda kana samudaya kalepatan lahir tumekaning batin . Wilujeng boboran siam.

Di dominasi bahasa Indonesia dengan campuran doa berbahasa Arab, ucapan Idul Fitri diperkaya dengan bahasa Ingris dan berbagai bahasa lokal , maksudnya bahasa daerah. Yang bahasa Indonesia tampil dalam bentuk puisi, sehingga rasanya patut disimpan. Kalau saat masa kartu lebaran jaya, saya buatkan papan untuk menempelkan kartu yang anehnya nyaris ngga ada yang sama gambarnya, meski saya menerima banyak sekali kartu. Kemudian ada saat sms, tampil ucapan nuansa Idul Fitri disertai gambar masjid, atau yang lainnya, terkadang beranimasi. Bentuk sms dengan gambar saya koleksi, diubah sedikit, saya kirim untuk memberi ucapan atau membalas, diupayakan memberi balasan dengan bentuk yang tidak sama dengan yang saya terima.

Masanya facebook, kartu lebaran gratis bisa di unduh. Tahun lalu saya unduh kartu yang menurut saya menarik . Tahun ini, karena saat puasa saya sempat ke Taman Safari Indonesia – Cisarua, saya membuat kartu saya sendiri. Ada yang berbahsa Indonesia, ada dengan pengantar doa berbahasa Arab, dan terakhir yang saya buat dua “kartu” berbahasa Jawa. Kartu berbahasa Jawa ke dua ucapannya berbentuk parikan, yang saya dengar saat saya kecil dipangku pengasuh, sambil nonton ludruk :

Ketupat kecemplung santen, sedoyo lepat nyuwun pangapunten.