Friday, June 6, 2014

Kuliner Surabaya: Sate klopo Ondomohen



 
Menghabiskan sepenuh masa sekolah dasar (SD) di Malang, dan dengan eyang yang hingga wafatnya di tahun  delapan puluhan mukim di Surabaya, sehingga setidaknya setahun sekali mengunjungi eyang, serta hingga kini banyak kerabat mukim di Malang dan Surabaya,  lha kok bisa-bisanya saya baru mendengar tentang sate klopo (Ondomohen)  di pagi hari, hari Minggu, 1 Juni  2014.

Dr Ontoseno sukses memprovokasi kami serombongan teman-teman SD nya yang bukan sekolah dasar , tapi Sekolah Dokter untuk sarapan sate klopo. Beriringanlah kami dua mobil , 10 orang dewasa dan seorang balita dengan 2 mobil menuju lokasi. Dr Ontoseno mengarahkan kami menuju ujung jalan Walikota Mustajab   yang dulunya bernama jalan Ondomohen, tampak pada sepanjang jalan, kanan dan kiri  banyak penjaja sate klopo  Tepat pada totogan jalan Wuni, kami merapat parkir, turun dari mobil. Sate klopo dijajakan dengan sangat menggoda, dibakar di trotoir  terbuka di depan gerai.  

Gerai yang kami datangi bernama Pojok Malam, meski buka sejak pk 6.00 pagi. Nama ini bermuasal dulunya gerai ini dirintis oleh sang kakek sejak tahun 1954 di pasar Genteng, dan  saat awal memang buka malam hari. 

Sate klopo bukannya berarti klopo (kelapa) ditusuk dan di panggang, tetapi sate yang ebelum dibakar dilumuri parutan kelapa. Tersedia sate daging ayam, daging sapi, sumsum, usus dan kotot. Sate disajian bersama lontong atau nasi yang di taburi srundeng. Bumbu kacang yang mantap menjadi pengantar santap yang memikat.

Pada bon say abaca, Seporsi yang terdiri dari 10 tusuk sate  ayam berharga Rp 14.0000, daging sapi Rp 20.000, sedangkan sate sumsum Rp 23.000.  Nasi dan lontong masing-masing Rp 3.000,- per porsi. Kami makan ber 10, dengan kenyang dengan Rp 225.000,-

Harga yang menggoda…..Monggo, dicoba.