Tuesday, April 21, 2015

Bika Talago

Hari ke tiga perjalanan wisata Padang Bukittinggi merupakan perjalanan hari terakhir. MenujuPadang dari arah Maninjau singgah di tepi telaga, melihat proses pembuatan kueBika. 

Kue bika ini terbuatdari bahan dasar tepung beras, parutan kelapa dan gula. Bahan tersebut akan diolah menjadi adonan yang kemudian di “lemparkan’ dalam kuali kecil dari tanahliat. Tentu saja tidak asal lempar, tentunya dengan ‘takaran” dan kecepatanyang sudah terlatih sehingga membentuk bulatan sekitar lima sentimeter , adonandi “lempar” pada lembaran daun pisang yang telah diletakkan pada kuali terlebihdahulu.  Terdapat lima calon kue bikapada setiap kuali. Setelah di dalam cetakan itu barulah akhirnya di panggangdengan kayu bakar. 

Yang unik lainnyaadalah saat proses pemanggangannya. Kayu bakar akan berada di atas pemanggangdan  didalam kuali, jadi pada dasarnya dipanggang dengan apai di atas dan di bawah.
Pada  gerai tempat singgah terdapat 2 jajarankulai, masing-masing sepulh kuali. Jadi terdapat 20 kuali. 

Dijual seharga Rp3.000 per buah, kue ini laris , karena tidak hanya merupakan kue yang khas,namun juga proses pembuatannya mempunya daya tarik tersendiri.
Kayu bakardipersiapkan di atas jajaran kuali, pemanggang mengambil kayu dengan capitan dan memainkan dulu di udara laiknya seorang bartender.




Martabak Pelangi





Berkantor di kawasan Salemba Diponegoro, kulineran yang dicari sebisanya yang terjangkau jarak dan waktu. Saat makan siang di gado-gado Bon-Bin yang beralamta di Cikini IV, saat membelok ke kanan pada belokan pertama setelah gerai gado-gado, terbaca pada sisi kiri Martabak Pelangi. Bungsu pernah menyebutkan ada Martabak Pelangi dan minta saya mencari. Saya segera minta asisten wara-wiri yunoir untuk berputar kembali, singgah ke gerai. Saya turun mengamati sebelum akhirnya memesan.
Gerai terletak di halaman rumah di jalan Cikini V, berukuran sekitar 3 x 3 meter persegi, terdapat 2 gerbak dengan ukuran lazimnya gerobak penjual martabak. Martabak yang dijual, martabak manis dan martabak telur, masing-masing gerobak membuat satu jenis martabak. Pada sisi pembeli menghadapi gerai, arah kirinya tempat memesan makanan sekaligus kasir.
Memperkenalkan diri sebagai martabak pizza, Martabak Pelangi merupakan martabak manis yang tidak dilipat menjadi setengah lingkaran. Martabak manis biasanya setelah diberi “isi”, akan dilipat 2 sehingga isinya di tengah. Martabak Pelangi merupakan martabak manis tetap satu lingkaran penuh dengan ‘isi” yang ditaburkan seperti toping pada pizza.
Tersedia dengan berbagai ukuran, dari yang mini hingga yang jumbo. Yang mini ada 20 pilihan toping, sedangkan ukuran sedang, besar dan jumbo terdapat 25 pilihan toping. Yang dinamai martabak pelangi diberi toping 5 jenis, cheese, jagung, kismis, cherry dan muisjes bercampur wijen. Yang pelangi yang ukuran sedang, besar dan jumbo.  Yang mini mulai harga Rp 10.000 hingga 16.000, yang sedang bekisar Rp 30.000 hingga Rp 60.000, besar Rp 41.000 hingga 80.000 sedangkan yang jumbo antara Rp 47.000 hingga 100.000.
Buka mulai pk 9.00 ternyata buka gerainya (saja), baru siap menyajikan pesanan mendekati pk 11. Saya dan bungsu pernah datang sekitar pk 9, lha ternyata para crew baru berdatangan, kemudian lanjut menyediakan “babon” martabak manis dan persiapan lainnya. 
Yang mini ada 20 pilihan toping, sedangkan ukuran sedang, besar dan jumbo terdapat 25 pilihan toping.Martabak telur tersedia  isi daging ayam atau daging sapi dengan ukurang sedang (Rp 40.000), besar (Rp 50.000) dan jumbo (Rp 60.000).

Rasa? Tergantung selera. Tapi kalau untuk tentengan yang pelangi keren juga.

Tampak motor untuk delivery order. Saat saya singgah yang pertama sedang banyak pesanan ukuran mini, untuk ulang tahun katanya.