Kedutan
menurut primbon Jawa, merupakan petanda akan terjadi suatu peristiwa.Sejak
sekitar 2 tahun yang lalu mata kiri saya sering kedutan. Kedutan yang hilang timbul, yang pada awalnya
hanya pada sekitar mata pada sekitar pertengahan tahun 2013 mulai terjadi pada
pipi sehingga menarik sudut bibir. Menurut primbon Jawa, bila kedutan kelopak
mata kiri atas akan terjadi kebaikan, bila kiri bawah akan terjadi kesusahan.
Dunia kedokteran berpandangan lain. Keadaan kedutan
pada kelopak mata yang bisa meluas pada wajah dikenal sebagai Hemifacial Spasm (HFS). HFS, merupakan
penyakit neuromuscular yang jarang, dengan gejala gerakan/ kedutan otot pada
satu sisi wajah. Otot pada wajah dipersyarafi syaraf ke tujuh, yang berpusat pada batang otak dan keluar dari
tulang tengkorak di belakang telinga.
Sejarah
Pada
penelusuran melalui Google, gangguan ini dideskripsikan pertama kali oleh Shultze pada tahun 1875 dan Gowers pada tahun 1899. Penyebab HFS dan lokasi gangguan diperdebatkan selama
lebih dari satu abad. Terapi bedah telah dilakukan sejak awal abad ke 20,
termasuk neurolisis (destruksi jaringan syaraf), penarikan nervus fasialis dan
irigasi syaraf dengan ringer laktat solusi.
Penanganan medik saat itu termasuk juga injeksi syaraf dengan etanol,
aplikasi bahan beracun ( nitrate of silver, zinc, atsenic, bromides) seperti
juga pemberian obat seperti dilanti atau obat antikejang lainnya.
Epidemiologi
Telaah
epidemiologi HFS terjadi pada 0,8 per 100.000 orang. Lebih sering terjadi pada
perempuan di atas 40 tahun. Tekanan pada syaraf ke tujuh di pangkal batang otak merupakan
penyebab utama terjadinya HFS. Tekanan
pada nervus ke tujuh (fasialis) terjadi
karena arteri vertebralis mengalami
distorsi (terganggu) , melebar
dan memanjang. HFS banyak ditemukan pada populasi Asia.
Walah, cocok
dengan saya. Saya perempuan yang berusia (jauh) di atas 40 tahun.
Tanda dan
gejala
Ada dua jenis HFS , tipikal dan atipikal. Yang tipikal
dimulai dengan gerakan kelopak mata dengan intensitas yang bervariasi, dari
dari sekedar berkedut hingga menyebabkan mata tertutup, dan bertahap menyebar
pada otot wajah bawah. Bentuk atipikal, kedutan dimulai dari otot-otot pipi baru
ke kelopak mata. Pada dasarnya seluruh otot wajah sesisi akan terkena, dan
seringkali menarik sudut bibir ke arah sisi yang terkena.
Melihat
tanda dan gejala yang saya alami, HFS pada saya tergolong yang tipikal
Diagnosis
Terdapat beberapa uji untuk mendiagnosa
HFS. Pokok utama uji menitik beratkan pada uji neurologis (persyarafan),
termasuk elektromiografi (EMG), suatu uji yang mengukur dan merekam aktivitas
listrik yang ditimbulkan otot saat istirahat ataupun berkontraksi, Magnetic
resonance imaging (MRI) suatu uji menggunakan gelombang electromagnetic untuk
mendapatkan gambaran di isi rongga kepala, Computed tomography (CT- scan) suatu
bentuk pemeriksaan sinar tembus (X-ray) yang menggunakan komputer untuk membuat
gambaran isi kepala, dan angiografi suatu pemeriksaan radiologis yang
mempelajari pembuluh-pembuluh darah dengan menggunakan kontras. Didapati MRI
merupakan pemeriksaan utama untuk HFS, karena MRI dapat menunjukkan anomali
pembuluh darah pada lebih dari 50 % penyandang HFS, sementara CT scan hanya
mendeteksi 20 %.
Pada kasus saya, diagnosis
penunjang HFS didapati dari CT-scan dan MRI.
Pengobatan
dan efek samping
Bila keadaan tak terlalu
mengganggu, diberikan sedasi (obat penenang) atau antikejang (antikonvulsan).
Bedah mikro dekompresi dan injeksi toksin botulinum merupakan terapi terkini
untuk HFS.
Bedah mikrodekompresi
Tindakan bedah ini merupakan
tindakan bedah yang paling popular saat ini. Tindakan yang membebaskan nervus
fasialis dari tekanan, yang merupakan penyebab terbanyak HFS. Hasil yang baik
didapatkan pada 80 % kasus, dengan 10 % terulang kembali, dan 10 persen gagal.
Komplikasi serius dapat terjadi, termasuk diantaranya hematom serebelar (cerebellar haematoma)
atau pembengkakan, infark batang otak (karena pembuluh darah batang otak
tersumbat), infark serebral (stroke iskemik karena gangguan pembuluh darah yang
memsuplai otak), subdural hematom, dan infark intraserebral ( terhambatnya
pembuluh darah menuju otak). Permanen kecacatan (kehilangan pendengaran)
terjadi pada 2% pasien HFS.
Botulinum
Toxin
Obat yang penggunaannya dengan
cara suntikan ini didapat sangat efektif untuk HFS, namun harus diulang setiap
3 hingga 6 bulan. Suntikan ini dikatakan sama efektifnya dengan pembedahan.
Pada orang muda dan sehat, operasi dan injeksi dapat dipertimbangkan. Namun
pada orang tua yang kurang fit, injeksi menjadi pilihan.
Pada saya akhirnya dilakukan operasi setelah sebelumnya
selama 1,5 tahun mengonsumsi obat. Operasi dilakukan dr Setyo Widi Nugroho
SpBS(K) – spesialis bedah syaraf konsultan. Tindakan di kamar operasi dari
persiapan hingga selesai sekitar 6 jam. Namun secara keseluruhan, dari saya menuju
kamar operasi (keluar dari ruang rawat inap) dan kembali lagi ke kamar rawat
inap, 10 jam. Saya keluar kamar pk 7.30 dan kembali ke kamar rawat pk 17.30. Hasil
operasi segera tampak. Menjelang operasi, suami saya mengamati wajah saya yang tampak
tidak simetris. Segera setelah operasi semua melihat wajah saya simetris, dan
tak ada kedutan lagi. Wilayah operasi di belakang telinga, ditutup dengan
perban (rambut dicukur sedikit).
Syaraf ketujuh ini dekat dengan syaraf kedelapan yang berfungsi
pada pendengaran, dan keseimbangan. Sebelum operasi, dr Setyo Widi Nugroho SpBS(K)
sudah menjelaskan, syaraf kedelapan ini akan “tersenggol” sedikit, sebagai
dampaknya menjadi sangat peka, sehingga saya bisa mendengarkan bunyi denyut
nadi mulai halus hingga gruk-gruk sangat
jelas berirama. Suara-suara ini berkurang setelah sekitar 2 minggu dan hilang
sama sekali setelah 1 bulan. Dr Setyo Widi Nugroho SpBS(K) juga menjelaskan,
kedutan (mungkin) masih ada beberapa waktu, karena syaraf ketujuh menyimpan
ingatan kedutan. Saya dapati wajah
(nyaris) tak lagi ada kedutan, berkedut
ringan dua kali pada akhir minggu
pertama setelah operasi, dan wajah sisi kiri terasa agak menegang pada suatu
hari di minggu kedua setelah saya bekerja di depan komputer untuk waktu yang
lama.
Seringnya kedutan pada mata kiri menyebabkan saya sering menutup
kedua mata agar merasa nyaman, terutama saat dalam perjalanan dengan mobil. Perlu
waktu 2 minggu untuk menghilangkan kebiasaan tersebut.
Lama rawat dan perawatan
Saya dioperasi hari Kamis, tanggal 10 Oktober 2013. Masuk
rawat hari Rabu siang dan pulang rawat hari Sabtu, 12 Oktober 2013. Perban
operasi dan benang jahitan dibuka satu minggu setelah operasi, dan balut luka
dibuka satu minggu kemudian. Selama dua minggu tidak mencuci rambut.
Terima kasih dr
Setyo Widi Nugroho SpBS(K)
Sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/Hemifacial_spasm dan pengalaman pribadi
1 comment:
selamat siang Dr. Nuri,
saya mempunyai kasus penyakit yang sama, dan saya ingin informasi lebih lanjut mengenai penanganan penyakit ini.
Jika tidak keberatan saya minta informasi jadwal dan alamat praktek dokter Setyo Widi Nugroho yang terdekat dengan tempat tinggal saya di depok.
Terima kasih
salam
Aty
Post a Comment