Day 1

Pesawat
yang harusnya tiba di bandara Taoyuan - Taipei pk20.45, menjadi sekitar
pk 22.00 waktu Taipei. Keterlambatan terjadi karenapesawat tiba di
Jakarta terlambat, dan saat akan terbang juga terhambat kepadatan lalu
lintas udara di bandara Soetta. Pesawat tiba sangat dekat menjelang
boarding yang seharusnya pk 14.20 waktu Jakarta. Sejam setelah
waktu
ditentukan, pesawat yang adem tetep ayem belum bergerak. Entah bergerak
pukul berapa, saya amati sambil tidur ayam, kok ngga terbang-terbang.
Selanjutnya terbang pukul berapa luput teramati.
Pilot
(mungkin) ngebut mengejar keterlambatan, karena pilot bule Eva Air ini
mengumumkan, mendekati Taipei, pesawat harus dilambatkan. Alhasil akan
mendarat pk 21.40 waktu Taipei. Waktu Taipei 1 jam lebih cepat dari
Jakarta.
Imigrasi dan ambil bagasi, saya keluar lanjut
mondar-mandi tapi tidak bak peragawati, karena mendorong trolley sarat
koper dan tentengan isi komputer. Saya mencari miss Doris Wang dari
National Universty of Taiwan. Lha terbaca nama saya di tangan perempuan
muda berperawakan sedang.

Perjalanan menjadi
perjalanan darat, bandara ke dormitory yang (ternyata) satu lokasi
dengan national Taiwan Univercity Hospital (NTUH) terkabar 45 menit.
Sepanjang jalan mengobrol antara lain kamar. Miss Doris menyebutkan,
tiap kamar berkapasitas 4 orang, kamar mandi bersama dipergunakan untuk 2
kamar. Wah, saya membayangkan keluar kamar mandi dengan kimono
berkeliaran di selasar, heboh bergantian 8 orang.
Sampai
di tempat, kamar saya hanya terisi seorang dokter dari Mongolia. Kepala
departemen bedah syaraf. Kamar mandi tidak terlatak diluar kamar, namun
di ujung kamar, kalau di kamar saya masuk, segera ada pintu disisi kiri
menuju kamar mandi. Kamar mandi ini “menghubungkan” dua kamar. Jadi
bisa di akses dari 2 kamar tanpa keluar kamar.
Kamar
mandi dengan 2 wastafel, mungkin maksudnya 1 untuk tiap kamar. Kloset
juga dua, dengan kamar mandi shower tanpa pintu , namun dengan curtain
plastik. Kamar mandi diantara dua kloset yang masing-masing punya pintu
penutup yang berkunci.
Penggunaanya ternyata tak bermasalah.
Bisa bergantian tanpa kehebohan, karena bila ada yang di kamar mandi
akan terdengar. Melegakan juga,kamar sebelah juga terisi hanya 2 orang
dokter muda.

Saat awal, sempet bingung juga, belum tahu
kalau kamar mandi bisa di akses dari kamar lain, saat dokter Mongolia
pamit keluar, kok ada suara orang mandi. He, datang sekitar pk 24
lanjut mengeluarkan isi koper sampai pk 1 , lalu tidur, esoknya sudah ke
tempat (akan) gawe mengurus administrasi, malam pertama sempat bingung
dengan suara orang mandi, tapi teman dokter Mongolia datang dengan full
dress dari luarkamar.
He…he, untung ngga lari ketakutan ya
No comments:
Post a Comment