Saya ceriterakan kenangan masa kecil. Kisah ini pernah saya tulis di blog
saya tahun 2007. Saya ceriterakan kembali, karena saya menemukan foto mobil bapak.
Saat SMP, kami masih tinggal di kompleks Gelora Senayan ,
bertetanggaan dengan Rudy Hartono, pada awal kariernya. Kalau sore, Rudy main disekitar rumah.
Tepat sisi kiri ,rumah pak Osa Maliki, ke dua rumah kemudian Jen Sudirman,
ayah pak Basofi Sudirman. Kedekatan rumah dan kedekatan ayah saya dan pak
Sudirman membawa banyak kenangan, salah satunya peristiwa rambutan.
Kami sering ke Bandung, dan ayah saya
senang menyopir sendiri. Pak Dirman (begitu kami menyebut), punya rumah di
Bandung. Kalau kami ke Bandung beliau menitipkan
sesuatu untuk putrinya , mbak Ida. Mobil kami saat itu jip Toyota, dengan pintu
bukaan di belakang.
Perjalanan ke Bandung saat itu cukup lama di tempuh. Entah apa yang
dipikirkan ibu Sudirman, beliau menitipkan seonggok besar rambutan, rambutan
rapiah pula. Kebayang tidak, 2 murid SMP, dan 1 murid SD, duduk menghadapi
rambutan di depan mata. Wah, tentu saja sang rambutan jauh dari keselamatan.
Baru keluar kompleks, kami bertiga sudah mulai menyantap, ibu saya senpat
marah, ayah saya bilang boleh. Ibu sampai meminta ayah saya berhenti sejenak
dekat jembatan Semanggi , beli rambutan sendiri. Tetap saja yang termangsa kami
lebih besar dari pasokan ibu, dan saat menyerahkan di Bandung, mbak Ida
menawarkan untuk mengambil beberapa ikat. Tak perlu dua kali ditawarkan,
langsung disambut ayah saya.
Lho, rupanya ayah saya juga ingin menikmati rambutan seperti yang kami lakukan
sepanjang jalan, padahal kami sudah “menyuapi” rambutan sambil ayah saya
menyopir.
Kurang ni ye ………………………..
( Bapak dan ibu Sudirman tetap tidak kapok, titip terus, dan kami makan
terus. Jangan-jangan kirimnya banyak, karena sebagian memang untuk kami ya.
Hallo Dr, dr Laila Nuranna SpOG, apa kabar).
No comments:
Post a Comment