Saat tour di Jogya tanggal 20-23 januari 2017, senang
sekali mendapat guide berlisensi, pak hartono. Setidaknya menambah sedikit
pengetahuan saya tentang hubungan majapahit dengan kerajaan Islam di Indonesia.
Pak Hartono
menyebutkan Mataram kuno dan mataram Islam. Ada raden Patah, alias Jin Bun yang
disebutkan gagah oleh pak Hartono, yang mendirikan Kerajaan Demak. Jin Bun
dikisahkan lahir di Palembang tahun 1455, putra raja
Majapahit, Brawijaya V dengan Putri Campa (Siu Ban Ci?)
Demak yang merupakan bermula
merupakan kadipaten yang berada di bawah kekuasaan Majapahit, Adipati Raden
Patah alias Jin Bun, bergelar Senapati Jimbun atau Panembahan Jimbun memeritah
tahun 1500 – 1507. Ayah dari Trenggana, dan raden Kikin dan kakek Sunan
Prawoto, Ratu Kalinyamat, Mas Cempaka dan pangeran Timur ini memisahkan diri
dari saat Kerajaan Majapahit runtuh. Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam
pertama dengan lokasi yang sangat strategis, antara pelabuhan Bergota dengan
kerajaan Mataram Kuno dan Jepara. Kekuasannya mencakup Banjar, Palembang,
Maluku dan bagian Utara Pulau Jawa. Bergelar lengkap Senapati Junbung
Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama,
Raden Patah wafat pada tahun
1518. Sebagai adipati demak, tahun 1507, Adipati Jimbun dilanjutkan oleh Pati
Unus, yang selanjutnya oleh SultanTrenggana.Nama-nama yang saya kenal entah
dari pelajaran sejarah atau kisah-kisah yang saya baca saat kecil.
Ada kisah Ratu Kalinyamat
yang bertapa tanpa busana, hanya ditutupi rambutnya yang panjang. Senang saja
mengenali sejarah Islam di Nusantara.
Sisa peradaban kerajaan Demak sehubungan dengan
Islam yang sampai saat ini masih ada, ialah Masjid Agung Demak.
Dalam kehidupan sosial dan budaya, sudah diatur dengan hukum Islam, sebab pada dasarnya Demak merupakan tempat berumpul Wali Sanga. Saat itu sunan kalijaga memelopori dasar-dasar perayan Sekaten untuk menarik masyarakat agar memeluk Islam. Saat berkunjung ke Trowulan, bersama bungsu,di sisi lain makam Brawijaya V, ada makam konon puri Campa, yang sudah berupa makam Islam.
Dalam kehidupan sosial dan budaya, sudah diatur dengan hukum Islam, sebab pada dasarnya Demak merupakan tempat berumpul Wali Sanga. Saat itu sunan kalijaga memelopori dasar-dasar perayan Sekaten untuk menarik masyarakat agar memeluk Islam. Saat berkunjung ke Trowulan, bersama bungsu,di sisi lain makam Brawijaya V, ada makam konon puri Campa, yang sudah berupa makam Islam.
No comments:
Post a Comment