Saat mencermati televisi di acara penurunan bendera, teramati pemenang pertama busana daerah, dari Papua. Saat saya googling tertulis “ Frans Maksim, Kepala Suku Arfak Papua meraih peringkat pertama baju adat terbaik, saat itu Frans mengenakan baju adat Papua lengkap dengan koteka.” A…ha, koteka.
Saya ingin menulis tentang koteka, saat menemukan album foto bapak di Irian Barat. Sepulang bapak dan ibu dari kunjungan ke suku Dani, bapak mendapat souvenir, koteka, kapak batu dan anak panah. Tahun itu sekitar 1963 atau 1964, nyais belum ada yang mengerti atau mengenali koteka.
Serombongan teman ibu, pria, berkunjung ingin mendapat cerita langsung dari ibu. Saat ibu masih belum serta, salah seorang teman ibu memegang koteka, sambil bertanya kepada saya:”Ini apa Nury”. Entah mengapa, saya jail, saya jawab:” O, itu buat minum om”. Wah, si om asyik memegang, koteka diendus-endus. Ha..ha….
Saat ibu serta, si om bertanya :”Yu, jare Nury iki nggo ngombe yo”. Ibu setengah tergelak, kemudian membukakan album. Saat nampak koteka terpasang pada tempatya, si om lari ke kamar mandi. Muntah. Maaf…….
Saya dipangil ibu, “dimarahi”. He..he…Ibu marahnya sambil air mata keluar karena tertawa berkepanjangan.
Si Om sepertinya adik kelas ibu. Tegabung di TRIP. Maaf ya om..He..he… , bapaknya siapa ya, yang saya ganggu.
No comments:
Post a Comment