(Foto) rontgen
Suatu saat seorang pasienbertanya “ Dok, yang dimaksud foto itu rontgen ya?”
He,
jadi teringat‘pengalaman’ saya, saat baru lulus spesialis rehabilitasi
medik dan praktek ditempat saya paruh waktu. Rontgen tentu saja menjadi
panduan saya untukmenetapkan diagnosa dan memandu terapi.
Disuatu
sore, serang ibudatang dengan keluhan nyeri lutut, dikirim dari seorang
sejawat spesialispenyakit dalam. Mengingat merupakan pasien rujukan,
saya tanyakan apakah sudahpunya foto? Saya lupa, tepatnya pertanyaan
saya waktu itu bunyinya bagaimana,tapi pasien ibu dengan nyeri lutut
saya berikan terapi sementara, besok sorenyasaya tunggu melihat ‘foto’
(lutut) agar terapi lebih tepat. Keesokan sorenyaibu dengan nyeri lutut
tersebut datang, menyodorkan foto sambil berkata”Doktermau yang hitam
putih atau berwarna”. Ha,,,,ha…., saya disodori foto diri…
Tak
lama, hanya selangbeberapa hari, ada lagi pasien dengan keluhan nyeri
lutut (juga) dan rujukanteman yang sama. Saya juga menanyakan foto
(rontgen). Apa yang terjadi? Pasienibu separuh baya ini dengan yakin
menyatakan “punya foto”, namun yangmengejutkan saat akan pulang, masih
di pintu ruang praktek, ibu pasien iniberbalik dengan serius bertanya ‘
Dokter mau ukuran berapa?’. Sejak saat ituselalu saya terangkan, foto
yang saya maksud foto rontgen dari area yang didugaada gangguan.
Pengertian
foto rontgen yangdikelirukan dengan foto diri bukanlah mirik para paruh
baya. Beberapa tahunkemudian, saat seorang remaja tampan dirawat karena
gangguan pada parunya, saatditanya punya foto (rontgen). Dengan percaya
diri menyerahkan foto studiomenampilkan wajah tampannya pada posisi
miring……..
Sunday, March 1, 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment