Mengikuti Work shop (WS) hari ke dua, Kamis
5 Februari 2015, sepintas saya membaca pada Whats App grup bahwa hari
ini cap go meh. WS berakhir pk 12, saya segera merancang makan
siang dengan pilihan lontong cap go meh. Yang terpikir kemudian gerai gado-gado
bon-bin yang menyajikan lontong cap go meh setiap hari. Senang saja bila bisa makan siang sambil mendapat bahan
menulis.
Tadinya saya mencari sejarah cap go meh, untuk tulisan ini, tetapi
selanjutnya saya lebih tertarik mencari sejarah lontong cap go meh. Seperti
biasanya saya mencari dengan menelusuri google mengetikkan cap go meh, kemudian
lontong dan selanjutnya sejarah. Ho…, seperti dugaan saya, lontong cap go meh
merupakan fenomena peranakan –Jawa. Peranakan – jawa merupakan keturunan pendatang
Tionghoa yang mukim di pesisir pantai utara pulau jawa yang menikahi perempuan
penduduk setempat. Pernikahan yang menciptakan perpaduan budaya termasuk budaya
kuliner, antara lain lontong cap go meh. Hidangan ini dikaitkan dengan perayaan
Imlek di pulau Jawa.
Pada sejarahnya hidangan saat Imlek berupa bola-bola tepung
beras (yuanxiao). Lontong Cap Go meh
dipercaya mengandung perlambang keberuntungan, lontong yang padat merupakan
kebalikan dari bubur yang encer yang dikaitkan dengan makanan orang sakit,
sehingga bubur tidak dihidangkan saat cap go meh karena dianggap membawa
sial. Bentuk lontong yang panjang juga
dianggap melambangkan panjang umur.
Lontong cap go meh merupakan hidangan lontong dengan kuah
santan berwarna kuning karena kunyit, warna kuning keemasan ini dianggap
melambangkan emas dan keberuntungan. Lontong cap go meh pesanan saya di
gado-gado bon-bin berlauk sepotong daging ayam dan sepotong daging sapi serta
separuh telur ayam. Telur ayam pada merupakan lambang keberuntungan.
Jadi dengan menyantanp lontong cap go meh di hari menjelang
ke lima belas bulan pertama tahun kambing ini semoga memberikan harapan keberuntungan dan panjang
umur.
Setidaknya saya sudah membuat bingung engkoh pemilik
Gado-gado bon-Bing dengan pesanan menu yang tidak seperti biasanya.
No comments:
Post a Comment