Selama perjuangan kemerdekaan, Soekarno selalu menganggap Irian Barat juga termasuk sebagai Indonesia. Ketika Belanda akhirnya mengakui kemerdekaan Indonesia, Irian Barat tertinggal, tetap menjadi bagian koloni Belanda. Soekarno tidak menyerah dan terus mendorong Irian Barat harus dimasukkan sebagai bagian dari Indonesia melalui PBB dan melalui Konferensi Asia- Afrika, negara-negara yang hadir berjanji untuk mendukung klaim Indonesia. Belanda tetap terus bersikeras. Pada tahun 1960, Soekarno sudah kehabisan kesabaran. Mando Trikora dikumandangkan 19 Desember 1961.
Pada awal 1962, Nasution dan Yani adalah komandan keseluruhan yang disebut dengan operasi Pembebasan Irian Barat, dengan Soeharto yang ditempatkan di Indonesia timur sebagai komandan lapangan. Bapak bergabung pada tahun 1962. Bergabung di Makasar dengan jendral Soeharto yang dilantik menjadi Panglima Mandala pada Februari 1962.
Dunia
pun cemas dengan operasi militer yang dilakukan oleh Indonesia, Sekjen PBB U
Thant menunjuk Duta Besar AS Elsworth Bunker untuk menjadi mediator Indonesia
dengan Belanda.
Pada
15 Agustus 1962, ditandatangani oleh Perjanjian yang dikenal dengan Perjanjian
New York yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Soebandrio dan
delegasi Belanda Van Royen. Isi dari Perjanjian New York adalah dibentuk
peralihan pemerintahan dari Belanda kepada PBB melalui suatu badan khusus.
PBB
membentuk UNTEA sebagai badan peralihan kekuasaan di Irian Barat. Badan ini
mulai efektif bekerja pada 1 Oktober 1962. Akhirnya pada 1 Mei 1963 UNTEA pun
menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia, bendera merah putih pun berkibar di
tanah Irian Barat. Bapak menjadi kepala Staff Kodam XVII Cendrawasih.
Ini
foto dari dua album Irian. Foto Jendral AH Nasution dan foto bapak dengan
beberapa orang asing. Apakah dari UNTEA
No comments:
Post a Comment