Stroke adalah gangguan yang mendadak pada area di otak akibat sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak. Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan stroke sebagai suatu manifestasi klinis gangguan fungsi serebral baik fokal ataupun global, yang terjadi secara mendadak dan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat berakhir dengan kematian sebelum 24 jam, akibat dari gangguan peredaran darah otak. Gangguan fungsi serebral menyebabkan terjadinya gangguan kontrol motorik, artinya kontrol gerak.
Berdasarkan wilayah, stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan kanker di Amerika Serikat dan penyebab kematian nomor empat di negara-negara ASEAN, dan menrupakan penyebab utama gangguan fungsi. Berita baiknya sekitar 30% yang dapat mencapai fungsi yang normal dan (hanya) 4% yang membutuhkan perawatan total. Prevalensi stroke di Indonesia tepatnya Jakarta , 500/100.000, dan stroke pada laki-laki 19% lebih tinggi dibandingkan perempuan.
Ibu Rahayu (bukan nama sebenarnya),55 tahun, dirujuk dengan keadaan spastik pada anggota gerak kanan, sisi tubuh yang terkena stroke. Saya dapati sudah pada tingkat 5 pemulihan berdasarkan Brunnstorm.
Flasid berarti anggota gerak tubuh sisi yang terkena menjadi lemah, tepatnya lemas bahkan tak bisa digerakkan sama sekali. Suatu “penyakit” punya perjalanan yang bisa dipergunakan para dokter untuk meramal penyembuhan, atau untuk saya yang bergerak pada Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, yang bukan saja diharuskan membuat seseorang tidak sakit lagi, namun juga mengembalikan sedekat mungkin dengan kemampuan atau aktivitas, mulai dari aktivitas untuk diri sendiri hingga yang berkaitan dengan kehidupan.
Hanya punya kesempatan sekali berjumpa, saya sarankan berlatih berjalan dengan benar. Saya coba menerangkan tahapan berjalan dan menge-mailkan pola berjalan sebagai berikut:
Berjalan
Melihat anggota gerak bawah, berjalan merupakan gerakan menekuk dan melurus persendian panggul, lutut dan pergelangan kaki, pada kaki yang bergerak maju, sedangkan sisi kaki yang menumpu, akan pada posisi lurus
Pada gambar 1, nomer dua dari kiri, tampak kaki kanan sebagai penumpu, dan kaki kiri yang menuju ke depan, tepatnya kaki kanan disebut pada stance phase, kaki kiri swing phase.
Hal lain yang harus dimengerti, bagaimana posisi kaki saat berjalan.
Secara keseluruhan, terdapat empat sendi yang berperan, selain panggul (hip), lutut (knee) dan pergelangan kaki (ankle), ibu jari kaki juga berperan. Saat kaki pada sisi depan akan menyentuh lantai, posisi tingkai bawah menekuk pada pnggal, lurus pada lutut, pergelangan kaki dan ibu jari bergerak ke atas. Suatu keadaan untuk mempersiapkan tumit menapak lantai. Selanjutnya poros pergelangan kaki dan ibu jari akan bergerak, sehingga seluruh permukaan kaki menapak penuh pada alas berjalan. Gambar 2 menunjukkan sisi kanan mulai heel strike hingga menapak penuh pada 4 gambar dari kiri. Bila digabungkan dengan gambar 1, gambar 2 ke 2, 3 dan 4 merupakan stance phase. Kaki kanan kemudian bersip menuju swing phase, dengan terjadinya toe off, yang tampak pada gambar 2 sisi paling kanan, ibu jari terangkat dari lantai. Gangguan berjalan pada stroke -Ketidak mampuan memposisikan kaki secara tepat pada stance phase, dapat menyebabkan ketidakstabilan dan kesulitan saat berdiri dan berjalan. -Penurunan fleksi (memampuan menekuk) lutut selama fase swing, membuat pasien pasca stroke melakukan manuver kompensasi seperti sirkumduksi (berputar) panggul, hip hiking (mengangkat panggul lebih tinggi) , dan akan mengangkat sisi kontralateral dengan elevasi yang besar dari pelvis untuk menghindari jari kaki terseret. -Ekuinus pergelangan kaki (kaki mengarah ke dalam, berjalan dengan tumpuan sisi luar kaki) selama fase swing dapat mengakibatkan dorsifleksi pergelangan kaki, spastisitas plantar fleksor, atau kontraktur plantar fleksi pergelangan kaki. Semoga Ibu Rahayu bisa berlatih dengan panduan yang saya kirimkan, sehingga tidak terjadi gangguan pola jalan, yang akan mengganggu keseimbangan, sehingga memicu masalah lain. Selamat berlatih ibu….