Lebaran untuk yang seumuran saya, tidaklah berarti baju baru. Dulu sih , pernah baju baru menjadi keharusan dan bukan saja saat lebaran. Saat awal-awal jadi dokter dan menjadi pembicara pada seminar, saya menyiapkan baju baru selain makalah dan (dulu) slide /(sekarang) power point presentasi . Seiring bersama bertambahnya umur, baju tak perlu saya perlukan untuk mendongkrak percaya diri. Saya hanya mensyaratkan baju formal, batik untuk acara yang berbau internasional , meskipun diselenggarakan di Indonesia.
Era facebook dan upaya saya merekam aktivitas, secara tak sengaja merekam baju saya. Awal bulan Agustus 2010, saat saya menghadiri resepsi pernikahan ponakan di Bandung, sepupu mengkomentari baju saya: “Mbak, ini kan baju mbak Nury yang di face book.” He, he, iya, baju yang saya pakai baju yang saya pakai, baju saat berbicara di Surabaya enam bulan sebelumnya, dan saya membuat foto khusus di podium, sendiri , baju saya ceto welo-welo.
Hari pertama lebaran, saya ngetem di rumah ayah. Sebagai yang tertua dalam arti sebenarnya dan kiasan, kerabat pasti ke ayah saya. Usia tahun ini 88 tahun , dan dari “abu” ayah saya keturunan dari pohon pertama suatu rumpun silsilah. Pastinya akan jumpa sepupu pengamat aktivitas (mungkin juga) baju saya. Saya memakai baju yang modelnya serupa yang dikomentari, modelnya tak persis amat, warna kuning kunyit. Setiap kali membuat baju , biasanya saya membuat beberapa potong sekaligus. Saat itu saya buat tiga yang mirip, batik Pekalongan berwarna selain kuning kunyit, dua yang lain berwarna merah, ungu. Tak baru, pastinya, karena si kuning kunyit juga sudah saya pakai saat di Surabaya, simultan dengan yang nuansa merah, yang dikomentari. Pokoknya nyaman, saya pakai saja, karena saya mendapat kiriman baju lebaran dari teman yang mengatur baju saya, warnanya hitam. Wah, lebih baik pakai baju lama, dengan resiko dikomentari daripada siang bolong baju hitam pekat.
Acara berlangsung aman dan nyaman, tanpa komentar (mengenai baju saya). He he, saya siasati dengan memakai kerudung panjang, dan saya ingat-ingat belum punya foto dengan baju warna kuning kunyit ini pada face book. Yang sudah di facebook yang warna ungu, saya pakai saat jadi pembicara empat bulan yang lalu di gedung Makara UI Depok, dan enam bulan yang lalu di Surabaya.
Baju baru – alhamdulilah
Sepatu baru- alhamdulillah
Tak adapun , tak apa- apa…. Itu saya .........