Horas, Selamat Idul Fitri 1431H, molo adong pe na sala panghatai on dohot pangalaho nami, mangido ma’af ma hami, sian bagasan roha namiPauk pauk hudali ma pago pago tarugi, Na tading taulahi, na sala ta
Saya copy- paste langsung. Saya ngga ngerti. Ini ucapan dalam rangka Idul Ftri seorang Jawa deles, tanpa pengaruh Batak kepada seorang (menurut saya) Sunda asli, terpapar Batak karena beristrikan perempuan Batak. Berbalaslah ucapan dengan ucapan bernuansa sama , dalam bahasa Sunda. Wening galih nu dipamrih jembar manah nu diseja . Mugi agung cukup lumur neda kana samudaya kalepatan lahir tumekaning batin . Wilujeng boboran siam.
Di dominasi bahasa Indonesia dengan campuran doa berbahasa Arab, ucapan Idul Fitri diperkaya dengan bahasa Ingris dan berbagai bahasa lokal , maksudnya bahasa daerah. Yang bahasa Indonesia tampil dalam bentuk puisi, sehingga rasanya patut disimpan. Kalau saat masa kartu lebaran jaya, saya buatkan papan untuk menempelkan kartu yang anehnya nyaris ngga ada yang sama gambarnya, meski saya menerima banyak sekali kartu. Kemudian ada saat sms, tampil ucapan nuansa Idul Fitri disertai gambar masjid, atau yang lainnya, terkadang beranimasi. Bentuk sms dengan gambar saya koleksi, diubah sedikit, saya kirim untuk memberi ucapan atau membalas, diupayakan memberi balasan dengan bentuk yang tidak sama dengan yang saya terima.
Masanya facebook, kartu lebaran gratis bisa di unduh. Tahun lalu saya unduh kartu yang menurut saya menarik . Tahun ini, karena saat puasa saya sempat ke Taman Safari Indonesia – Cisarua, saya membuat kartu saya sendiri. Ada yang berbahsa Indonesia, ada dengan pengantar doa berbahasa Arab, dan terakhir yang saya buat dua “kartu” berbahasa Jawa. Kartu berbahasa Jawa ke dua ucapannya berbentuk parikan, yang saya dengar saat saya kecil dipangku pengasuh, sambil nonton ludruk :
Ketupat kecemplung santen, sedoyo lepat nyuwun pangapunten.
No comments:
Post a Comment