Proyeksi tulang punggung kearah depan diharapkan merupakan suatu garis lurus. Penyimpangannya, tidaklah diharapkan. Skoliosis didefinisikan sebagai terjadinya kurvatura ke lateral, dengan putaran satu atau lebih pada tulang punggung.
Skoliosis merupakan suatu kondisi yang rumit. Ditengarai dengan suatu keadaan tidak hanya terjadinya kecondongan kesamping tetapi juga perputaran kolumna vertebralis pada aksis longitudinal. Serta sering bersamaan dengan terjadinya kiposis dan lordosis.
Anatomi
Tulang punggung (spine) dibentuk oleh Agar berfungsi sebagai penopang yang baik, tulang punggung memilki dua jenis stabilisator. Stabilisator intrinsik dan stabilisator ekstrinsik. Stabilitas intrinsik dari kolumna vertebralis dijaga oleh : a. verterbra dan diskus terutama annulus fibrosus ; b. faset artikular dari sendi intervertebra posterior dengan kapsulnya; c.Ligamen intraspinosus dan supraspinosus, Ligamen flava anatara lamina dan Ligamen longitudinal anterior dan festoriol ; d. Intrinsik intravertebral yang kecil dan muskulus erektorspina.
Stabilitas intrinsik dijaga oleh sangka thoraks. Setiap iga didukung muskulus interkostal masing-masing dan ligament yang menggabungkan antar iga dan iga terhadap prosesus tranfersus dan badan verterbra. Didepan sangka thoraks diperkuat oleh sternum dan kartilago kostalis. Otot-otot abdomen depan dan belakang juga berfungsi sebagai suporter ekstrinsik
Pembagian skoliosis
Struktul dan nonstructural
Suatu skoliosisi dikelompokkan sebagai skoloisis nonstruktutal apabila terkoreksi saat badan
dicondongkan arah lengkungan.
Skoliosis idiopatik
Betahun tahun, skoliosis yang tidak diketahui penyebabnya disebut dengan “ idiopatik”. Namun, ada penelitian yang menyatakan bahwa scoliosis idiopatik merupakan penyakit genetik dan diturunkan melalui gen autosomal dominan dengan penetrance incomplete. Scoliosis idiopatik prevalensinya lebih sering terjadi pada perempuan dewasa, delapan kali lipat dibandingkan dengan laki laki dewasa, dan terjadi sekitar 70 persen diantara kejadian kasus skoliosis lainnya.
Onset kejadian dari skoliosis idiopatik ini dibagi atas 3 periode utama. Periode itu adalah zona infantile, juvenile, dan adolescent.
- Intantile ( anak - anak )
Terjadi pada anak sejak lahir hingga berumur 3 tahun. Pada umumnya, di deteksi pada tahun pertama sejak kelahiran. Kasus ini lebih sering terjadi di Inggris, biasanya pada laki- laki dan biasanya lokasi terjadinya adalah pada lekukan thoracic sebelah kiri. Mayoritas sembuh secara spontan, walaupun tidak diobati dan mungkin ini dikarenakan hasil dari pembentukan ketika di rahim; beberapa kasus berkembang menjadi struktur lekukan yang cukup kaku, keras dan prognosis yang jelek.
- Juvenile ( remaja )
Terjadi pada umur 4 tahun hingga 10 tahun. Perbedaan antara kasus remaja awal dengan fase anak anak akhir biasanya sulit di pisahkan kecuali didasarkan atas pemeriksaan x-ray. Kebanyakan dari kasus ini dideteksi pada umur lebih dari 6 tahun dan berlokasi pada kurva thorax kanan. Pada kelompok umur ini, prevalensi kasus diantara perempuan dan laki laki terjadi secara merata.
- Adolescent ( dewasa )
Kasus pada zona ini didiagnosa ketika kurva dilihat pada umur 10 tahun dan skeletal yang matang. Bentuk dari thorax kanan dan torakolumbal lebih dominan. Perubahan bentuk kurva ini lebih banyak dideteksi pada kelompok umur ini namun sudah terjadi sebelum umur 10 tahun, tapi tidak di deteksi hingga usia menjelang dewasa. Delapan puluh persen dari skoliosis dewasa terjadi pada perempuan, dan kurva yang terbentuk cenderung ke kanan.
Lengkungan idiopatik kemungkinan akan berkembang seiring pertumbuhan. Biasanya, semakin muda waktu kejadian pada anak yang struktur lengkungannya sedang berkembang maka semakin serius porgnosisnya. Pada umumnya struktur lengkungan mempunyai kecendrungan yang kuat untuk berkembang secara pesat pada saat pertumbuhan dewasa., dimana lengkungan kecil non struktur masih fleksibel untuk jangka waktu yang lama dan tidak menjadi semakin parah.
Model dari bentuk lengkungan pada kasus skoliosis idiopatik biasanya termasuk dari satu diantara lima tipe lengkungan ( plate III ).
1. Lengkungan thoraks kanan
Ini adalah bentuk yang paling banyak terjadi pada skoliosis idiopatik dengan letak terjadi pada end-vetebrae T4,5 atau 6 sebagai batas atas, dan T11, 12, atau L1 sebagai batas bawah. Bila disertai rotasi vetebra yang cukup parah, tulang iga pada bagian sisi konvenks mengalami deformitas yang buruk, yang menghasilkan kecacatan pada bentuk dan impairment yang cukup serius dari fungsi kardiopulmonari pada lengkungan yang melengkung mencapai 70 derajat. Lengkungan ini akan berkembang secara cepat dan harus tangani secara dini untuk mendapatkan penyembuhan dan perbaikan bentuk secara fungsional dan kosmetik. Lengkungan thorax kanan merupakan kurva yang MAYOR. Ini dimaksudkan kurva ini mempunyai struktur dan peranan yang penting. Biasanya terdapat lengkungan yang lebih kecil pada arah yang berbeda dan terdapat dibawah kurva thoracic kanan. Lengkungan lengkungan ini adalah SEKUNDER atau COMPESATORY dan biasanya disebut sebagai kurva MINOR .
2. Lengkungan Torakolumbal
Ini adalah lengkunan yang lebih panjang , biasanya mengarah ke arah kanan dengan batas atas di T4, 5 atau 6 dan batas bawah L2, 3, atau 4. selain dari kurva thoraks kanan, terdapat juga kurva thoraks kiri atas minor dan kurva thoraks kiri bawah minor di daerah lumbar untuk tujuan kompensasi. Lengkungan torakolumbal biasanya tidak mengalami kelainan bentuk yang parah, tapi bisa mengakibatkan distorsi tulang iga dari rotasi vertebra tersebut.
3. Kurva mayor ganda
Pada bentuk ini, ada 2 kurva dari prominens yang utama. Keduanya merupakan struktural dan menurut terminologi awal sebagai ” kurva primer ganda”. Lengkungan ini biasanya terdiri atas thoraks kanan dan lengkungan lumbal kiri sama bentuknya.
Kurva mayor ganda ini bisa terdiri atas :
? Thoracic kanan, lumbal kiri ( kombinasi yang paling sering )
? Thoracic kanan, torakolumal kiri
? Torakolumbal kiri, kanan bawah lumbal
? Thoracic kanan, tohracic kiri ( kurva thoracic ganda, yang pertama kali diperkenalkan oleh dr. John Moe )
Pada thoracic kanan, kurva lumbal kiri bentuknya bisa berawal pada perempuan dewasa dengan kurva thoracic mayor kanan dan kurva lumbal minor kiri ( comensatory dan non struktural ). Hal ini terkadang dikenal dengan bentuk lengkung intermediate. Dan seiring dengan pertumbuhan pasien maka lengkungan lumbal bisa berkembang dan menjadi lebih kaku dan menjadi struktural. Kalau lengkungan lumbal berkembang pembentukannya dibandingkan dengan kurva thoracic, maka bentuk formasi nya bisa menjadi lengkungan mayor ganda. Bentuk seperti ini adalah bentuk lengkungan thoracic kanan dari T5 ke T11 atau 12, dan pada lengkungan lumbal kiri dari T11 atau 12 hingga L4 atau 5. Bentuk dari lengkungan ini simetris dan seimbang, kurva ini tidak mengakibatkan deformitas yang berat daripada dengan kasus kurva yang satu buah saja, tapi tetap akan menjadi masalah serius apabila mereka berkembang menjadi lebih berat.
4. Lengkungan lumbal mayor
Ini adalah lengkungan yang cukup sering terjadi dan biasanya berawal dari T11 atau 12 hingga L5. lengkungan ini biasanya mengarah ke kiri pada 65 % kasus. Tulang belakang thoracic biasanya tidak akan berkembang menjadi lengkungan compensatory dan tetap fleksibel. Lengkungan ini tidak mengalami kecacatan, tapi hanya sedikit kaku dan bisa mengakibatkan nyeri sendi sewaktu membawa anak dan usia lanjut.
5. Kurva cervicothoracic
Ini merupakan lengkung yang jarang terjadi, dimana umumnya mengarah kekiri. Terjadi pada C5 hingga T4 atau 5. Jarang terjadi nyeri tetapi bisa terjadi distorsi dari garis pembentukan yang menjadi masalah estetika/ kelainan bentuk.
Kelainan diakibatkan oleh berbagai macam bentuk untuk tiap formasi lengkungan, tapi lebih sering dan akan lebih berat pada thoracic kanan dan kurva torakolumbal. Deformitas yang terjadi lebih ringan dengan bentuk kurva mayor ganda. Kasus dengan thoracic kanan dan lengkungan torakolumbal akan membentuk suatu ”overhang” dari thorax terhadap bentuk konfeks dari kurva. Kurva ganda mayor yang seimbang akan menjaga level bahu diatas posisi panggul. Tulang iga dan prominens lumbal tidak terlalu berat dan kelainan bentuk yang terjadi salah satunya batang tubuh yang memendek.
Kelainan skoliosis idiopatik dapat terjadi pada anak yang sehat. Tidak ada yang lebih meresahkan, selain melihat anak perempuan berumur 11 atau 12 tahun yang mempunyai kelainan dari lengkungan thoracic kanan, dalam waktu satu atau dua tahun, berkembang menjadi deformitas yang parah, namun tanpa manifestasi sistemik, pemeriksaan laboratorium yang normal, dan tanpa gejala klinis.
Pengobatan
Yang penting pada skoliosis adalah deteksi dini kelainan yang terjadi. Umumnya lengkungan skoliosis dapat diobati tanpa tindakan bedah dimana penilaian diambil/ditetapkan melalui pengukuran sudut skoliosis yang terjadi. Salah satu cara untuk melakukan deteksi dini adalah dengan skrining skoliosis pada sekolah sekolah.
Skoliosis merupakan suatu kelainan ortopedi yang memerlukan penanganan khusus serta mungkin dibutuhkan suatu pusat skoliosis yang ditangani oleh ahli bedah yang berpengalaman serta seorang pembantu dalam pemasangan gips serta penyanggah (brace) yang khusus.
Tujuan pengobatan :
1. mencegah progresivitas skoliosis ringan sampai sedang.
2. melakukan koreksi dan stabilisasi pada skoliosis yang lebih berat
jenis pengobatan yang disesuaikan dengan penyebab, onset terjadinya, umur penderita, besarnya kurva dan progresivitas skoliosis.
1. Pengobatan konservatif
Hampir semua skoliosis dapat ditangani dengan terapi konservatif. Pengobatan konservatif dipertahankan sampai terjadi pematangan pertumbuhan tulang. Prinsip pengobatan konservatif terdiri atas distraksi, traksi, penekanan lokal atau semacam kombinasi.
Pengobatan konservatif terdiri atas :
a. Observasi
Observasi merupakan suatu pemeriksaan yang teratur setiap 6 bulan untuk menilai progresivitas dari sudut sehingga dapat diputuskan tindakan yang akan dilakukan.
b. Latihan
Dapat dilakukan latihan sikap duduk, berdiri, berjalan, relaksasi otot yang tegang, latihan pernafasan serta mobilisasi pada jaringan lunak yang memendek.
c. Pemasangan penyangga, seperti penyangga dari milwaukee atau penyangga dari boston. Pembuatan penyangga ini harus dilakukan oleh orang yang mempunyai keahlian khusus untuk pembuatan penyangga skoliosis.
d. Pemasangan bidai atau jaket badan menurut Risser
Pada prinsipnya pemakaian jaket untuk traksi dan penekanan lokal
2. Pengobatan operatif
Indikasi operasi :
a. Operasi dilakukan apabila sudut leih dari 400 atau terjadi progresivitas dari sudut sebelum usia penderita mencapai dewasa. Patokan untuk melakukan operasi ini adalah dengan melakukan follow up secara teratur.
b. Apabila terdapat deformitas yang memberikan gangguan
c. Pengobatan konservatif yang tidak berhasil
d. Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi deformitas rotasional dan deviasi lateral serta melakukan artrodesis pada seluruh kurva primer. Operasi yang paling sering dilakukan adalah operasi instrumentasi menurut Harrington.
Clinical Symposia- Ciba Geigy- volume 24 , no 1; 1972
Rasjad C. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. 2007.Jakarta. PT Yarsif Watampone. P.243-4 )
1 comment:
thanks infonya. aku scolioser 55 degree, lho ;)
Post a Comment