Usulan
saya untuk kumpul Rabu, 19 Juni 2013 (sepertinya) tersetujui secara aklamasi, menggantikan
usulan mbak Melani yang tadinya (hendak) mematok hari Kamis tanggal 20 Juni 2013. Sebagai
konsekuensinya, saya wajib hadir, meski sebelumnya gawe sore dulu di rumah sakit bilangan Jakarta
Barat.
Tempat
kumpul yang disepakati warung Tekko- SCBD, dengan patokan waktu pk 19.00 hingga
pk 22.00. Untuk mencapai tempat kumpul dari tempat gawe saya , saya harus
melalui Sudirman, sehingga saya (terpaksa) tidak bisa tepat waktu karena 3
(three) in 1 (one) di Sudirman baru
selesai pk 19. Saat saya tiba (setelah mencari-cari dan bertanya kesana kemari)
dan menyebut kata sandi “(mbak) Melani” segera saya di antar ke meja yang sudah dipenuhi pak Mimbar beserta bu Mimbar
dan bungsunya, pak Berthold, mas Yusuf Iskandar
yang pernah mentraktir saya sekeluarga
di resto bebek dekat Prambanan, mas Iwan Nusantara (van Soerabaja) yang
menjamu saya dan suami dengan tahu khas
Surabaya saat jumpa di Surabaya, mas Bagus yang pernah berkunjung ke rumah
menemani saya saat jamasan (mencuci) keris di suatu bulan Suro beberapa tahun
lalu, lengkap dengan istri dan dua jagoan kecilnya, pak Berthold yang (juga)
penggemar cosplay sehingga sempat
sepanggung dengan bungsu saya, dan tentu saja mbak Melani yang disertai
karibnya mbak Retty. Saat saya datang kursi sudah penuh, sehingga mbak Melani
mengajak hijrah ke meja yang lebih panjang.
Saya
belum pernah ke warung Tekko, meja –meja panjang dengan bangku-bangku panjang
tanpa sandaran mengisi ruangan. Makanan kemudian segera di pesan, pak Mimbar
yang sempat googling sebelum
menghadiri perjamuan Rahu, memesan konro bakar saos madu karena merupakan
spealisasi warung Tekko selain iga penyet.
Yang lainnya memesan aneka penyet, saya dan mas Satrio (bungsunya pak
Mimbar), mbalelo dengan memesan gurami penyet. Bu Mimbar melengkapi dengan
sayuran, mas Bagus pesan sate dan nasi goreng untuk dua jagoannya.
Minuman
yang dipesan berkisar antara soda
gembira dan es cincau serta penyerta mineral water. Saat hidangan di pesan mas
Bajoe datang melengkapi pul-kumpul Wikimu.
Pak
Mimbar bahagia dengan pilihannya, menyebutkan konronya mudah di potong dengan
pisau, sedangkan mas Yusuf Iskandar gembira juga dengan menu penyetnya yang
ngga nylilit (menyelip di antara
gigi) , saya lihat mas Satrio menghabiskan guramenya sehingga kalau ada kucing,
terpastikan kucingnya cuma kebagian kepala ikan sakipet (sedikit sekali).
Bon
saya bawa pulang sehingga saya bisa mengintip harganya. Yang paling mahal konro
bakar saos madu, pada bon tertera 2 orang yang pesan, harga seporsinya Rp
60.000,-, ranking ke dua, gurame penyet,
Rp 45.000, iga penyet Rp 36.000. sedankan penyet paket empat tertera antara Rp
32.000 hingga Rp 35.000,-. Es cincau, cincau kelapa muda atau cincau mangga
berkisar Rp 17.000,- sedangkan soda gembira Rp 15.000,-.
Saya
yang duduk mojok dekat bu Mimbar asyik bicara (seputar) cucu, sehingga ngga
ngeh ada pembicaraan serius tentang rencana pembuatan buku. Kalau mas Bagus
ingin bicara lebih lama selain gayeng, bisa di rumah ayah saya yang dibilangan
Jakarta Pusat.
Bagaimana?
1 comment:
Wahhh enak banget ni....saya orang malaysia sering pergi ke semarang atas urusan kerja..saya suka ayam penyet...orang orang di semarang baik baik...bah kan dapat ibu angkat di bandungan...makanan nya enak enak...
Post a Comment