Saya sengaja mencari gerobak roti
(nya) Tan Ek Tjoan dan pada bulan Juli 2013, saat puasa berhasil
mendapatkannya depan kantor ayah saya di
Tjikini Raya, tak jauh dari gerai pusat Tan Ek Tjoan, Cikini Raya no 61 Jakarta.
Konon Tan Ek Tjoan bermula dari kota Bogor tahun 1920 , sedangkan yang di Cikini mulai tahun 1958.
Saya tertarik membeli di gerobak kerena pernah melihat banyak gerobak keluar dari Tan Ek Tjoan Cikini Raya. Gerobak roti yang mengingatkan masa kecil saya, membeli roti dengan menunggu gerobak roti lewat depan rumah dengan teriakan yang khas “brot-brot –ti”. Begitu yang terdengar ditelinga kecil saya. Mungkin dari bahasa belanda brood yang berarti roti. Sekarang tak terdengat lagi terikan brot- brot –yang di akhiri dengan ti nada tinggi yang panjang, meski masih ada yang bergerobak, namun sudah di bekali terompet yang berbunyi tetot- tetot, sedangkan yang memakai sepeda , atau sepeda motor dibekali lagu-lagu, bahkan rekaman yang sudah baku.
Saya membeli roti tawar, harganya Rp12.000 dan
2 roti manis , dengan harga satuan Rp 6.000,- Rasanya memang beda, dari roti
tawar bakery masa kini, terasa lebih padat dan kesat
Mau mencoba?
No comments:
Post a Comment