Wednesday, September 16, 2015

Day 1 in NTUH Cardiopulmonary Exerciser

Day 1

 
Pesawat yang harusnya tiba di bandara Taoyuan - Taipei pk20.45, menjadi sekitar pk 22.00 waktu Taipei. Keterlambatan terjadi karenapesawat tiba di Jakarta terlambat, dan saat akan terbang juga terhambat kepadatan lalu lintas udara di bandara Soetta. Pesawat tiba sangat dekat menjelang boarding yang seharusnya pk  14.20 waktu Jakarta. Sejam setelah waktu ditentukan, pesawat yang adem tetep ayem belum bergerak. Entah bergerak pukul berapa, saya amati sambil tidur ayam, kok ngga terbang-terbang. Selanjutnya terbang pukul berapa luput teramati.

Pilot (mungkin) ngebut mengejar keterlambatan, karena pilot bule Eva Air ini mengumumkan, mendekati Taipei, pesawat harus dilambatkan. Alhasil akan mendarat pk 21.40 waktu Taipei. Waktu Taipei 1 jam lebih cepat dari Jakarta.
Imigrasi dan ambil bagasi, saya keluar lanjut mondar-mandi tapi tidak bak peragawati, karena mendorong trolley sarat koper dan tentengan isi komputer. Saya mencari miss Doris Wang dari National Universty of Taiwan. Lha terbaca nama saya di tangan perempuan muda berperawakan sedang.

Perjalanan menjadi perjalanan darat, bandara ke dormitory  yang (ternyata) satu lokasi dengan national Taiwan Univercity Hospital (NTUH) terkabar 45 menit. Sepanjang jalan mengobrol antara lain kamar. Miss Doris menyebutkan, tiap kamar berkapasitas 4 orang, kamar mandi bersama dipergunakan untuk 2 kamar. Wah, saya membayangkan keluar kamar mandi dengan kimono berkeliaran di selasar, heboh bergantian 8 orang.

Sampai di tempat, kamar saya hanya terisi seorang dokter dari Mongolia. Kepala departemen bedah syaraf. Kamar mandi tidak terlatak diluar kamar, namun di ujung kamar, kalau di kamar saya masuk, segera ada pintu disisi kiri menuju kamar mandi. Kamar mandi ini “menghubungkan” dua kamar. Jadi bisa di akses dari 2 kamar tanpa keluar kamar.

Kamar mandi dengan 2 wastafel, mungkin maksudnya 1 untuk tiap kamar. Kloset juga dua, dengan kamar mandi shower tanpa pintu , namun dengan curtain plastik. Kamar mandi diantara dua kloset yang masing-masing punya pintu penutup yang berkunci.
Penggunaanya ternyata tak bermasalah. Bisa bergantian tanpa kehebohan, karena bila ada yang di kamar mandi akan terdengar. Melegakan juga,kamar sebelah juga terisi hanya 2 orang dokter muda.

Saat awal, sempet bingung juga, belum tahu kalau kamar mandi bisa di akses dari kamar lain, saat dokter Mongolia pamit keluar, kok ada suara orang mandi. He, datang sekitar pk 24 lanjut mengeluarkan isi koper sampai pk 1 , lalu tidur, esoknya sudah ke tempat (akan) gawe mengurus administrasi, malam pertama sempat bingung dengan suara orang mandi, tapi teman dokter Mongolia datang dengan full dress dari luarkamar.

He…he, untung ngga lari ketakutan ya




















No comments: