Minggu ini minggu kucing saja ya, saya akan menceriterakan tentang para kucing kami, di mulai dengan “sang pemimpin”. Kucing kami memang hanya kucing “kampung”, yang dipelihara karena datang sendiri. Kami memang “memelihara” yang gampang, karena anak-anak saya pada dasarnya alergi, jadi para kucing tidak diperkenankan tidur dalam rumah, apalagi di kamar tidur. Jadi biar “tahan banting”.
Kit – Kat – The leader
Saya lupa menemukannya dimana, mungkin juga “menyasarkan” diri ke rumah saya. Saat Kit-Kat kecil, saya belikan kalung, berwarna kuning. Kami amati, setelah memakai kalung, Kit- Kat kecil tidak pernah keluar halaman rumah, paling hanya di pinggir dalam pagar, melihat keluar , sebentar, kemudian masuk lagi. Padahal sebelumnya hobby “main”. Dugaan kami, kalau keluar ditertawakan teman-temanya ( he he, kaya bisa baca pikiran kucing ya.) , Ini terbukti, saat membesar, dan kalungnya tak cukup lagi, terpaksa dilepas , langsung …… main, keluyuran keluar rumah lagi.
Kami berikan makanan kucing untuk para kucing kami. Nah ini dongeng juga. Pernah sang Kit-Kat waktu kecil nafsu makannya menurun, saat di amati, pembantu saya salah membeli, yang di beli bukan untuk anak kucing (ada tulisannya “kitten” kalau untuk anak kucing). Setelah di “koreksi”, dengan petunjuk , beli yang ada hadiah mainan kucing, biasanya bendera atau kerincinagn, baru nafsu makan pulih kembali.
Setelah besar, makanan kucing besar mau, tapi pernah mogok lagi. Kami amati lagi, nah sang pemimpin rupanya tak mau makan sayur, persis pemiliknya, anak saya yang bungsu! Saya baca “ vegetables” pada pembungkus makanan nya, sesudah diganti tuna, wah lahap lagi. Saya gabung saja antara tuna dan sayuran, 2 tuna ,1 sayur,
Tentang makanan belum selesai kisahnya, dari kecil makanan para kucing kami letakkan dalam piring, sekarang ada 4 kucung kampung asuhan kami. Kalau makanan kami berikan di luar piring, di kira “mainan” ! Di mainkan , di dorong-dorong , tidak di makan. Wah, cuma kurang mejanya, masing-masing minta piring sendiri, dan makan dari piring masing-masing.
Kit- Kat sekarang sudah jadi pemimpin geng kucing di sekitar rumah. Pulang pagi hari saat subuh, duduk manis di muka pintu untuk di bukakan pintu, masuk makan, kalau sudah kenyang, duduk manis lagi, sampai ada dari kami yang menmbukakan pintu, main lagi. Tak pernah rebut mengeong, duduk saja manis- manis. Sore, saat kami pulang, kalau melihat mobil dari kejauhan, Kit-Kat selalu pulang, lari, sampai di pintu mendahului mobil. Hebatnya , Kit- Kat mengenali semua mobil kami, bahkan saat kami ganti mobil ! Hebat ya ……..
Yang hebat, disiplin Kit-Kat, pulang tepat waktu, makan di piring, duduk manis, tidak “demo” mengeong, Kita saja sering sulit mendisiplin diri, untuk membuang sampah misalnya.
Bat – Cat
Kucing hitam legam ini ditemukan suami saya menyasarkan diri ke klinik. Suami saya jatuh hati karena warnanya yang full hitam, anak saya menyayangi karena saat itu dia mendapat hadiah ulang tahun ke 17 sebuah mobil , yang di modifikasi jadi hitam semua. Telinganya yang runcing, dan wajah yang tirus (saat itu), menyebabkan nama nya dengan segera terbit tanpa kesulitan : Bat- Cat .
Yang hebat dari Bat-Cat, toilet training nya ! Saat tubuhnya masih kecil , dan bisa menerobos lobang pada pintu nyamuk yang di buka sendiri , Bat- Cat, tak pernah menyebabkan Atun (pembantu kami- ingat kisah rawon rasa soto?), sibuk berburu mencari dari mana asal bau “pupi: kucing. Bat – Cat selalu keluar, untuk melaksanakan hajat besar maupun kecil.
Panda – si nomer tiga
Yang ini kekasih hati semua orang, hidungnnya merah jambu, matanya selalu menunjukkan rasa ingin tahu, dari bayi hingga kini gemar bermain, apapun di jadikan mainannya. Kertas kecil, kaki orang yang lewat, termasuk kalau saya memakai rok yang agak menyapu lantai akan dia kejar. Anak saya yang pertama, tadinya rasa “keperi binatangannya” agak tipis, kalau pagi membagi sarapannya dengan si Panda.
Barangkali tahu kalau rasa “sayang hewan” pada anak saya harus di asah, saat subuh, Panda “mengetuk” pintu kamar anak perempuan saya, sampai di bukakan. Atau kalau terbuka tak sengaja, Panda akan segera melompat ke tempat tidur dan membangunkan anak saya dengan memijat punggung anak saya dengan ke dua kaki depannya! Hehatnya lagi , seperti tahu jam, kalau berhasil menerobos kamar saat belum subuh, Panda hanya akan tidur di tempat tidur, baru saat subuh , aksi membangunkan di lancarkan.
Posisi tidurnya yang sering terlentang, ataupun posisi yang tak lazim pada kucing menyebabkan keponakan saya, yang lebih lancar berbahasa Inggris dibandingkan berbahasa Indonesia menggambarkan dengan kata-kata sayang: “Is’t she adorable ?”
Lady – the youngest
Lady membuktikan pada kami, biar dibuang “jauh” , kucing dapat mengenali “rumah”nya.
Lady datang di “bawa” si Bat – Cat, dan merepotkan Atun, karena Bat- Cat tidak berhasil menurunkan ilmu kebersihan diri . Pernah berhari-hari kami berburu bau harumnya, dan pada akhirnya diketemukan 5 onggokan di belakang lemari , yang harus di geser dulu untuk membersihkan. Terpaksalah Atun berinisiatif membuang. Pertama kali di buang dekat tukang rokok , di ujung gang rumah kami, eh, tak berapa lama sudah kembali lagi. Dua hari setelah disaster 5 onggokan, oleh Atun , Lady di buang cukup jauh menurut Atun, eh, sorenya sudah kembali lagi !
Ya sudah, Atun sekarang menyerah, terpaksa Lady di kandangkan dalam bekas kandang ayam!
(Jangan-jangan di jemput si Bat-Cat, ya. Bat- Cat, kan pembawa Lady ke rumah kami. )