Friday, June 20, 2008

Bapakku & "Ajudan"-nya




Saya, tepatnya kami, anak-anak ayah, mengenal om Nandi (Sugandi) saat , om Nandi menjadi salah satu dari dua ajudan ayah kami. Saat itu om Nandi belum menikah, jadilah kami yang “berpesta” kala om Nandi terima gaji. Pertama, es krim Ragusa, lengkap dengan sate yang mangkal di depannya, sesekali saya pesan juhi. Kemudian , coklat , silver queen, masing-masing kami, 3 anak , dua SMA dan satu SMP, yang bai, tidak donk. Kalau (kemudian ) ibu tahu, kami dimarahi, “Nandi gajinya kan habis , kalau begini!”. He, he, kami tidak pernah tahu tentang gaji, jadi bingung.

Suatu Senin siang, om Nandi bicara pelan-pelan: “Bilang Bapak, donk, om Nandi punya teman” He , he, saya yang mulai menginterogasi, ketemu di mana, seperti apa. “Teman”, jawab om Nandi, kemudian berlanjut:” Tingginya segini ….dan selanjutnya”. Nah, saya “lapor” kepada komandan. Singkat cerita, mulailah proses melamar dan sebagainya. Barangkali Ibu saya Tanya om Nandi punya tabungan berapa, karena kami semua dipanggil dan dimarahi (lagi), :”Nah, ya, om Nandi jadi tidak punya tabungan. Ayo, tidak boleh minta traktir lagi”. Wah, nggak janji……

Kini pasangan Nandi Sugandi , keluarga Sunda ini, telah punya KTP seumur hidup . Hebat lagi, masa pensiunnya di habiskan di Jogya. Pasangan ini jatuh cinta pada Jogya. Tanggal 15 Juni 2008 yang lalu, jumpalah Komandan dan Ajudan, dan kami yang telah berpasangan dan ber anak pula.


No comments: