Kenzo (bukan nama sebenarnya), laki-laki, 28 tahun, datang dengan keluhan tak bisa tidur karena kesakitan pada leher yang menjalar ke lengan kiri hingga tangan kiri. Kenzo hanya bisa duduk, tidur berbaring dengan posisi apapun, akan memicu sakitnya. A..ha, ini yang dikenal sebagai cervical syndrome, suatu terminologi menggambarkan tanda dan gejala yang terjadi karena iritasi persyarafan cervical (leher) yang menyebabkan peradangan.
Anatomi dan persyarafan
Leher merupakan bagian tulang belakang yang paling tinggi, dan sifatnya yang khusus menopang kepala, menyebabkan komponennya harus cukup fleksibel. Seperti juga tulang belakang yang lain, tulang leher tediri atas dua bagian besar, depan dan belakang. Bagian depan / vertebra bodies merupakan unit fungsional, diantara dua badan vertebre terdapat bantalan yang bersifat sebagai peredam shock absorb, sedangkan bagian belakang dibentuk oleh arcus atau lengkung, dua prosesus transverses dan satu prosesus spinosus, serta sepasang sendi. Bagian belakang merupakan perlekatan otot dan ligament yang mendukung kepala dan leher, serta mengerakkan tulang belakang, tepatnya leher. Bagian tengah sisi belakang yang merupakan ronngga, dan mejadi semacam lorong dari leher hingga punggung bawah, terdapat yang dikenal sebagai badan dari syaraf pusat, berbentuk seperti ekor untuk otak. Pada tiap ruas antar ke dua tulang belakang, pada bagian depan terdapat bagian dari persyarafan yang disebut radix/ akar.
Persyarafan leher dan lengan merupakan gabungan tiga saraf cervical dan dua saraf kelompok thorakal, yang disebut sebagai plexus brachialis. Ke lima saraf anyam menyaman mempersyarafi leher, lengan hingga tangan. Setiap saraf merupakan gabungan akar (radix) yang bersifat penggerak dan perasa. Gangguan pada persyarafan menimbulkan gejala dan tanda sakit, gangguan perasaan hingga gangguan gerak. Gangguan persyarafan leher, sesuai dengan sifatnya, dapat menimbulkan gejala pada lengan dan tangan.
Bagaimana dengan Kenzo?
Kenzo merasakan sakit yang sangat, keluhan dan MRI (Magnetic Resonance Imaging) yang dibawa mengarah pada diagnose cervical syndrome. Nyeri pada Kenzo terpicu saat gerakan menengadah dan miring kanan dan kiri. MRI menegaskan dengan gambaran yang sesuai yaitu: spondylosis cervical, HNP cervical C5-C6 posterolateral, iritasi radix C6. Nyeri dirasakan hingga mencapai derajat nyeri 10 pada posisi tertentu. Saya dapati lengan yang teraba hangat dan jaringan yang teraba tegang. Kenzo sudah mendapat obat untuk menghilangkan rasa sakit yang bekerja pada saraf tepi maupun yang bekerja meredakan perasaan sakit pada saraf pusat. Saya menambahkan low power laser dan satu obat lagi untuk segera meredam peradangan. Nyeri berkurang setelah pemberian laser pertama, bisa tidur meski masih dalam posisi setengah duduk setelah laser ke dua, dan pada kunjungan ke tiga, lengan kiri sudah tidak teraba hangat dan ketegangan menurun. Laser ke empat diberikan setelah jeda dua hari, karena mempersiapkan neck collar rigid yang bisa disesuaikan ketinggiannya. Neck collar selain untuk membatasi gerak, juga mengistirahatkan otot yang tegang karena peradangan, serta nantinya berefek traksi atau tarikan yang meninggikan ruang antar dua tulang leher, sehingga mengurangi jepitan syaraf.
Pada Kenzo belum diberikan latihan untuk memperkuat otot, saat ini diperlukan meredakan peradangan dulu. Ini hari ke enam sejak Kenzo datang pertama kali. Saya berikan laser ke empat, sakit pada skala tiga, tetapi bila berjalan cepat dan lengan tergantung, nyeri menjadi tujuh. Jadi diharapkan Kenzo tidak menggantung lengan, karena akan berakibat seperti tarikan pada plexus brachialis, memicu radang kembali. Laser low power tepat untuk Kenzo, saat ini. Pada keadaan radang yang sedang terjadi (akut), tidak diharapkan pemberian sesuatu alat yang menimbulkan panas.
Pengobatan nyeri leher ditentukan penyebabnya, Pada Kenzo, penyebabnya peradangan pada akar syarat. Pemberian obat selain untuk meredakan nyeri, juga diutamakan meredakan peradangan. Terapi akan berbeda bila penyebabnya berbeda, namun pada dasarnya yang awal dapat dilakukan : “istirahat” kan leher dan ataupun lengan yang sakit. Bila dirasakan berdenyut, kompres dengan air dingin, tidak yang bersifat panas. Kenali gerakan leher kearah mana menjadi pemicu rasa sakit. Berbekal “dongeng” gejala dan tanda, disertai pemeriksaan penunjang, terapi dapat diberikan dengan tepat.
No comments:
Post a Comment