Hari Minggu ke dua di bulan Maret ini, ke Puncak ngga jadi, karena macet, dan tak ada kepastian terurainya berapa jam lagi, sudah mulai lapar, mobil balik dan menuju Bogor saja , yang pasti tujuan utama mencari “sarapan” plus bawaan wajib, asinan Gedong Dalam. Untuk mencapai lokasi, keluar tol Bogor, belok kiri, jalan Barangsiang. Asisten wara-wiri khusus Minggu segera menuju jalur palin kanan, karena nantinya harus berbalik arah. Pos Pemadam kebakaran menjadi patokan balik arah, setelah balik arah, mobil diarahkan paling kiri, karena belokan pertama merupakan belokan menuju lokasi asinan Gedong Dalam.
Saat terpikir Gedong dalam, terbayang antri membeli asinan, ekornya sampai ke luar gerai, dan makannya disisi dalam, sambil (bisa) melihat asinan disiapkan. Saat mobil parkir di tempat biasa, dekat gepuk Karuhun jalan Sukasari, turun dari mobil, lho, kok terpandang bangunan baru, dan mengenali logonya, Logo Gedong Dalam. Kami segera menyeberang jalan, segera tampak ruang yang lebih luas dari gerai yang lama. Gerai yang terkesan “gres”, ternyata baru dibuka dua bulan menurut empunya, yang kebetulan saya jumpai sedang sarapan, tepatnya lebaran haji, menurut seorang karyawan. Terbuka pada ke tiga sisinya, ruang tanpa pendingin ruangan dituliskan mempunyai fasilitas wi-fi gratis. Ho, (barangkali) siap dengan tamu yang akan lama duduk.
Nuasa di dominasi warna merah, sajiannya ditambah dengan aneka kopi dan gelato, selain lunpia, nasi goreng. Saya tidak ingat, apakah kopi dan segala lunpia ada dalam menu saat di tempat lama, namun gelatonya pastinya baru saya lihat. Asinan dan camilan lain di letakkan pada sisi dalam, pada tempat seperti supermarket yang menyediakan buah pada umumnya. Pada rak, selain asinan, tersedia aneka buah lain termasuk jeruk dan buah naga. Untuk makan di tempat dan yang di bawa pulang, kasirnya terpisah.
Kami memesan soto mie , asinan sayur, dan cincau hijau, plus es campur. He, saya suka es yang diserut. Asinan sayur disajikan dengan disertai kerupuk. Sambil menikmati hidangan saya mengamati pengunjung. Saat kami datang masih sekitar pk 10, beberapa pengunjung dengan baju olah raga datang dan hanya membawa pulang.
Pada penelusuran google, yang terkadang tampil sebagai Gedong dalam, terkadang Gedong dalem, terbaca usaha ini merupakan usaha keluarga Kumala sejak tahun 1978. Ho, sudah lama juga. Seingat saya dulu pada sisi kiri dari arah Jakarta ada tulisan Kumala besar.
Sepupu mengatakan lokasi di Sukasari, pada plastik tertulis jalan Siliwangi. Saya cermati peta, tampak jalan Siliwangi, itu Sukasari mentok, kemudian ke kanan dan ke kirinya jalan Siliwangi, tempatnya sih disitu-situ saja.
Kami pulang berbekal asinan buah. Saat dibuka di rumah asinan buahnya terdiri bengkuang, jambu, salak, kedondong, nanas, dengan kuah merah segar. Segeerr…..
Wah, kalau gerainya nyaman bisa jadi acara rutin nih, ke Bogor- Gedong Dalam
No comments:
Post a Comment