Jumat minggu terakhir bulan Mei 2011, saya “bertugas “ mengajar di Bengkulu. Tak sampai 24 jam di Bengkulu, saya mengharuskan mendapat “sesuatu” dari Bengkulu. Saat di Jakarta, pesan yang saya dapat: “Jalan-jalan saja, ke benteng Marlborough, rumah pengasingan Bung Karno, rumah bu Fat. Makanannya (cuma) pempek dan krupuk” Nyaris saya “menyerah”, namun detik-detik terakhir, pengemudi mengantarkan ke toko souvenir dan memberi info : “Kue Bay Tat, dok”.
Dari penelusuran, kue ini disebut Kue Tat ( bahasa Bengkulu), Juada Tat ( bahasa Bengkulu selatan), Joda Tat ( bahasa Suku lembak), Ja Dea’ Tat ( bahasa Rejang), sering juga disebut Juada Bay Tat. Kue berbentuk segi empat ini sekilas seperti pie, bahkan seorang senior saya menyebut seperti pizza. Saya dapati ada dua toping, selai nanas, dan selai nanas ditambahi taburan keju. Ternyata yang asli yang berselai nanas. Berukuran sekitar 15 x 15 sentimeter, toping selai nanas (saja) harganya Rp 15.000,-, yang ditaburi keju, ukurannya lebih besar, Rp 20.000,-. Pada kardus bungkusnya terbaca kue Tat berbahan tepung terigu, margarine, gula halus, telur, telur dan selai nanas, santan, vanilla, bumbu kue serta tambahan catatan: tanpa hahan pengawet dan pewarna.
Saya membeli pada Jumat sore, sedangkan saya baru gawe hari Senin, terbaca santan, saya agak kuatir kue tak tahan lama, apalagi catatan tanpa pengawet. Pengemudi pengantar menerangkan : “Kalau lebaran, saya memakannya pada mingu ke dua. Kue Tat makin lama makin enak.”
Di undang ngajar lagi ngga ya? Pengen menikmati Bay Tat yang renyah dan legit sambil menanti matahari terbenam di benteng Marlborough (yang belum sempat saya kunjungi).
He….,ngarepdotkom.
No comments:
Post a Comment