Friday, January 10, 2014

Soto Betawi H Ma’ruf Taman Ismail Marzuki Cikini Raya 73 Menteng Jakarta Pusat



Di awal minggu ke tiga bulan Desember, tepatnya tanggal 17 dapat undangan nonton Wayang Orang (WO) Bharata yang manggung di Taman  Ismail Marzuki (TIM), Pada undangan tertera pertunjukan dimulai pk 20.00, seorang teman merekomendasikan soto betawi H Ma’ruf sebagai santap sebelum pertunjukan. Kami nyaris semuanya  pekerja, dengan jam kerja hingga pk 15.30, tidak memungkinkan untuk pulang makan dulu.
Tinggal di jalan Ki S Mangunsarkoro (dahulu jalan Jogya) , yang tak jauh dari TIM,rupanya bukan jaminan saya mengenal soto betawi H Ma’ruf, bahkan menyantap soto betawi baru pertama kali saat sebelum nonton. Konon soto betawi H ma’ruf lumayan melegenda. Pada penelusuran google, soto betawi H Ma;ruf sudah ada sejak tahun 1953,  bahkan ada yang menuliskan sejak tahun 40-an,  dimulai dengan dijajakan dengan pikulan dan  awal  tahun 60 an, mangkal  di cikini raya.
Mengenal beberapa macam soto, saya mendapati soto betawi sebagai soto yang gurih karena menggunakan santan sebagai bumbunya, dan konon soto betawi H Ma’ruf  hingga kini tetap memakai bumbu racikan, bukan bumbu olahan. Saya menggemari makanan berkuah antara lain soto, dan kini soto betawi menjadi “incaran” saya.
Saya hanya sempat membuat soto dan tulisan H Ma’ruf, belum sempat membuat foto lain, dan bon nya pun hilang sehingga saya merasa belum siap untuk membuat “laporan”. Akhirnya saya sempat kembali datang untuk makan siang 8 Januari 2014,hujan yang cukup deras tak menghalangi. 
Berpapan nama  rumah makan betawi soto H Ma’ruf, bangunan bentuk joglo dalam kompleks taman Ismail Marzuki ini segera tampak pada sisi kiri setelah melewati loket masuk. (He, apa sih namanya loket tempat membayar parkir). Mejanya panjang-panjang,,satu meja panjang terdapat 5 kursi. Ditengah ada gabungan 2 meja panjang, jadi dengan 10 kursi (ada empat), sedangkan meja panjang yang tidak digabung ada 5. Keseluruhan sekitar 65 kursi. Datang saat makan siang, resto  yang bertempat di TIM sejak tahun 1982,  nyaris terisi penuh.Tampak pengunjungnya selain seniman (iyalah, di dalam TIMi gitu), tampak juga pekerja kantoran, bahkan saya dapati dua keluarga yang mengajak balita.

Saya dan para teman makan siang saya memesan soto daging dan sate daging (sapi). Saya sengaja memesan menu yang sama dengan pesanan tanggal 17 Desember 2013 untuk melihat harga nya. Sambil menunggu pesanan saya mendengarkan pesanan tamu lain, ternyata ada pilihan menu   iso, babat dan lidah. Nama pada bon lebih mncerminkan menu yang tersedia, pada bon tertera RM Soto Betawi H Ma’ruf, Menu yang tertera pada bon soto betawi spsial, soto betawi biasa, sate sapi/ kambing, sate ayam.
Pesanan kami ,soto daging tergolong soto betawi biasa (terbaca pada bon), dan harga per porsinya Rp 36.000,-, nasi Rp 6.000,-, sedangkan sate Rp 38.000,- (10 tusuk). Harganya sudah naik dibandingkan harga saat 17 Desember 2013, untuk soto dan nasi masing-masing naik Rp- 1000,- per porsi, sedangkan sate naik Rp 3.000,- per porsinya, Menyesuaikan dengan harga gas yang naik?

Saya masih ingin kembali, pengen pesen yang soto lidah……








No comments: