Thursday, March 20, 2008

sulung ku mondok!




Mondok, jadi suatu peristiwa "istimewa" karena yang "akan" mondok sulung saya yang ternyata "kurang" kenal dunia "nyata".

Tahapan mahasiswa kedokteran belumlah selesai ketika di lantik menjadi Sarjana Kedokteran (S.Ked), tahapan ini harus dilengkapi dulu dengan tahapan magang yang kami sebut kepaniteraan . sekitar (kalau beruntung) 2 tahun, (baru) kemudian bisa (mendapatkan) gelar dokter. Salah satu kepaniteraan sulung saya harus di jalani di Sukabumi, beruntung fakultasnya sudah mencarikan tempat pemondokan.


Dengan keyakinan penuh, serta percaya diri, sulung saya tadinya akan berangkat ke Sukabumi sendiri. (saat itu) sulung saya lebih takut harus naik kendaraan umum (saat di Sukabumi) , sehingga lebih memilih menyetir mobil sendiri, dibandingkan saya antar (dengan sopir) yang pastinya mobil harus kembali ke Jakarta.

Sebagai ibu, saya tentu saja keberatan dengan permintaannya, saat saya pergi sebentar pagi hari, adiknya melaporkan kakaknya (sudah) berangkat. Saya SMS , untung masih dalam kota , dan belum jauh dari rumah, saya minta dia kembali, dengan nada yang cukup "keras", sesuatu yang nyaris tak penah terjadi.

Sulung saya kembali, bersungut secara diam-diam, namun sungutannya lenyap saat (sudah) tiba di Sukabumi, di tempat pemondokan. Tempat pemondokannya, memang seorang sekamar , namun seperti pemondokan pada umumnya (yang saya ketahui), sangat "plain", bola lampu saja tak ada! Tempat tidur single, meja, lemari kecil, sudah. Plus kamar mandi (mungil) di luar. Huaa..., lengkap kebingungan sulung saya. Saya menikmati wajahnya yang tampak kebingungan.

Kami belanja seprei, gayung , ember, panci, lampu senter dan sebagainya, yang kalau sulung saya terpaksa belanja sendiri, akan menghabiskan uang saku (sebulan) dari ayahnya.


Minggu depan sulung saya kembali ke Sukabumi untuk kepaniteraan yang lain, harta yang lalu masih di simpan , dan (akan) di bawa kembali.

Saya tanya, mengapa dulu sulung saya "gagah berani" mau berangkat sendiri? He, he, jawabannya :" Mama, saya kira seperti masuk hotel ".

Aduh nak, naif sekali, wong mondok dibayari fakultas kok minta yang kaya masuk hotel .

No comments: