Monday, April 21, 2008

Menyelamatkan Bumi dari Rumah.



Dr.Nury,
Terima kasih untuk ikut mempromosikan Kebun Karinda.

Pengelolaan sampah kan memang bagian dari PHBS.
Kapan berkunjung ke Kebun Karinda? Supaya masuk komunitas pengompos. Asyik lho,mengamati perubahan sampah berubah warna dan bentuk menjadi butiran tanah. Tidak bau, bahkan sedap bau fermentasi.

E-mail di atas saya terima sebulan yang lalu. Saya jadi teringat beliau pada perjumpaan setahun yang lalu.

Setahun yang lalu , Sabtu , 11 Februari 2007 saat menghadiri suatu pertemuan ilmiah dan mempresentasikan poster saya, seorang ibu paruh baya yang ramah menyapa. Ternyata beliau dra. Sri Murniati Djamaludin, beliau istri bapak Djamaludin Surjohadikusumo, salah seorang mantan mentri pada kabinet yang lalu. Saya mendapat brosur dari beliau, tentang Kebun Karinda, yang mempunyai aktivitas penyuluhan dan pelatihan pembuatan kompos.

Disamping pembibitan tanaman pelindung,tanaman hias , dan tanaman obat , sera aktivitas lain. Dalam brosur dicantumkan manfaat pengelolaan sampah organik menjadi kompos. Ternyata bila kita mampu mengelola sampah rumah tangga, maka dapat mengurangi 30 – 40 % volume sampah. Bila setiap rumah tangga melakukan, terbayang kurangnya pencemaran , banjir dan adanya peyakit. Kompos yang dihasilkan akan menjadi barang bernilai ekonomis, memberi lapangan kerja , dan tambahan penghasilan . Nah , ternyata menjadi ”pahlawan” mudah, dari rumah, sambil nonton sinetron, kita menyelamatkan bumi. Siapa tahu, dapat ”bintang” seperti adik pak Mimbar (mimpi kali ye.....).

Terima kasih ibu, untuk wawasan yang ibu berikan. Saya sertakan alamat beliau. Saya kira beliau tidak keberatan, betul bu? (saya sertakan gambar yang saya scan dari bosur).

Ibu Sri Murniati Djamaludin juga membuat video pelatihan. Pelatihan juga diselenggarakan dengan perjanjian atau pengaturan waktu. Mari, selamatkan bumi, dari dapur sendiri!!

(Wikimuers, apa mau “gathering” sambil belajar membuat kompos?)

Nury

Jakarta, 13 April 2008


Taman Karinda:

Djamaludin Surjohadikusumo dan Sri Murniati Djamaludin

Bumi Karang Indah blok C-2 n0 28

Lebak Bulus Jakarta –Selatan

e-mail djamaludin@yahoo.com

telp. 021-75909167

fax 021-75909168


WikiMu - bisa-bisanya kita


14 komentar pada warta ini

Minggu, 13-04-2008 10:25:45 oleh: rully nere

masa sih bisa dapat tambahan penghasilan?


Minggu, 13-04-2008 10:26:56 oleh: Silvi Anhar

wah bunda, aku vote berguna.


Minggu, 13-04-2008 11:11:36 oleh: liek sari handikin

Salah satu rumah sakit yang peduli lingkungan adalah RS PELNI di Jl AIP II KS Tubun 92-94,Jakarta Barat.Disekitar RS Pelni ini dahulu penuh dengan tanaman,terutama anggrek yang dibudidayakan oleh penduduk sekitar.Sayang sekali saat ini tidak nampak sisa yang terlihat.namun kalau anda masuk rumah sakit ini sekarang akan nampak lingkungan taman yang cukup menyejukkan.Anda nggak percaya?Silahkan buktikan sendiri,apakah institrusi ini benar-benar komit pada tema a garden hospital ,setidaknya di wilayah Jakarta Barat.Kapan komposnya masuk RS Pelni bu Sri Murniati?


Minggu, 13-04-2008 14:10:17 oleh: phil lea

Bu Nury... saya sudah cukup lama tertarik dengan cara pembuatan kompos, dan saya setuju, kalau ada gathering, cara pembuatan kompos disertakan sebagai salah satu mata acara.!! Salam.!!


Minggu, 13-04-2008 16:00:09 oleh: Trie

wah ide menarik bu Nury. Gathering sambil mendapatkan pelatihan.

saya juga menambahkan, jika saja sosialisasi pengelolaan sampah menjadi kompos ini bisa sampai ke pelosok-pelosok desa, tentunya ini akan bisa menjadi sebuah lahan kerja baru bagi masyarakat. di samping juga membantu para petani untuk mendapatkan pupuk alternatif di tengah mahalnya harga pupuk kimia sekarang ini.

saya juga berpikir bila saja ini mampu menyentuh para perempuan di desa-desa khususnya tentu akan sangat memberikan manfaat bagi mereka, selain sebagai pemberdayaan perempuan juga saya yakin akan mampu meningkatkan taraf perekonomian keluarga.


Minggu, 13-04-2008 16:32:22 oleh: Nury Nusdwinuringtyas

* (mas)? Nere,
konon ibu Sri Murniati memberdayakan pengumpul sampah di wilayah Lebak Bulus, dengan hasil : pendapatan dari (upah) mengumpulkan sampah dan kompos yang di buat, dijual = penghasilan; bila satu kantung ukuran 1 kg = Rp. 10.000,-; lumayan. Bandingkan dengan upah mencuci gerbong kereta api, yang di tampilkan salah satu televisi, 12 jam = Rp 15.000. upah diberikan per hari, tidak bekerja , tidak ada penghasilan


* Silvi, terima kasih

* mas Phil dan mbak Trie, saya akan coba hubungi beliau
Setahu saya, yang untuk rumah tangga , ukuran bak yang dibuatkan ibu Sri sekitar 60x 60 x 60 (cm);
tampak cantik, jadi kalau dipasang di dapur kering kitapun tidak mengganggu (pemampilan)
Sayang waktu itu saya sendiri harus berkonsentrasi menjawab pertanyaan peserta acara yang saya hadiri, sehingga belum sempat berbincang lebih lanjut

Pastinya ada pembuatan yang dalam skala lebih besar. mbak Trie nanti bisa menularkan disekitar Jogya. Saya bantu kalau perlu, saya masih ingin ke Jogya, melihat teman-teman yang pernah kami kunjungi pasca gempa

Saya kebetulan senang juga bau tanah, yang menurut saya punya aroma tersendiri

Bu Mel, mas Bayu, mas Ery, jalan-jalan sambil latihan boleh?


Minggu, 13-04-2008 17:05:32 oleh: rully nere

Bu Nury yth.,

Terima kasih jawabannya. Saya pernah mencoba bisnis kompos dan setelah saya hitung laba kecil sekali (sama dengan bunga deposito). Padahal saya membuat rencana bisnis kompos skala besar (ton). Karena itulah, saya skeptis bisnis kompos kecil-kecilan bisa menambah penghasilan.

Sayang saya sudah lupa perincian biaya pengolahan sampah menjadi kompos.
Kalau ingat bisa saya paparkan disini.

Salam & Terima Kasih.


Minggu, 13-04-2008 20:54:47 oleh: Rini Palupy

Ibu, aku vote tulisan ini berguna.
aku juga setuju kalau gatheringnya sambil latihan bikin kompos. Dirumah aku sudah mulai melakukan pemilahan sampah, sampah botol, plastik, kertas aku berikan ke pemulung. Yuksss... ketemuan sambil belajar bikin kompos. Kalau bukan kita yang bisa berkontribusi untuk mengurangi sampah, siapa lagi *iklan mode on*


Senin, 14-04-2008 10:50:05 oleh: Eryawan Nurcahya

Ibu Nury ...

Terima kasih atas artikelnya, benar-benar dapat dijadikan model untuk pemberdayaan ekonomi rakyat sambil menjaga kebersihan ekosistem. Wah ... sepertinya asyik juga untuk dijadikan topik acara. Untuk Gatheringnya harus dekat disana dong ... apa ada info tempat makan uenaak tenan disana bagi para wikimuers ?

Trims ...


Senin, 14-04-2008 14:23:14 oleh: Rini Juga

Wikimuers, kebetulan saya juga sudah berhasil membuat kompos sendiri dari limbah rumah tangga untuk kepentingan sendiri, belum sampai pada taraf bisnis. kalau ada yang berminat belajar, boleh bangets lho... dengan senang hati saya juga bersedia mengajarkan.

saya sudah membuktikan bahwa dengan membuat kompos sendiri, kita jadi punya tanah ekstra, apalagi jika wikimuers tinggal di jakarta yang sudah sangat sedikit lahan hijaunya.


Senin, 14-04-2008 17:14:01 oleh: Mieka Kurnia Yasa

Salam hormat, Ibu Nury.
Saya suka artikel ini.


Senin, 14-04-2008 17:43:27 oleh: Nury Nusdwinuringtyas

@mas Nere, buat kami ibu rumah tangga, skala memang bukan ton, asal rumah bersih, tidak bau, sudah oke, paling tidak bonus tanaman subur dengan kompos alamiah
untuk para pengumpul sampah binaan bu Sri, mungkin "ton" diluar bayangan
Namun terima kasih sudah memberi wawasan (kemungkinan) bisnis (besar).

@mbak Rini Palupy
terima kasih sudah memberikan contoh pemisahan sampah,
"staf" rumah tangga saya berganti, saya "lupa" belum kembali mengajarkan pemilahan sampah, sambil menjawab ulasan mbak Rini Palupy , saya memanggil para "staf" mengajarkan (kembali)

@mas Ery, kalau gathering harus makan ueenak ya?. Ini senangnya diurusi mas Eryawan
Saya pesen bebek ......
(mas, lingkar pinggangnya berapa?

@mbak Rini Juga,
saya sudah membuka blog mbak Rini, dan membaca sepintas,
senang sekali kalau mbak Rini mau mengajarkan
Nah, biar mas Eryawan yang memandu kita...
Gathering, dapat ilmu.....plus mas Ery mencarikan tempat makan yang euuenaaak tenaaan....

@(beli?) eh betul tidak Mieka Kurnia Yasa,
terima kasih...
Paling tidak saya tahu banyak juga yang "peduli" sampah (rumah tangga), yang meskipun "sedikit", ternyata menghebohkan......


Senin, 14-04-2008 18:10:59 oleh: trie

wah ide bagus tu mbak. kebetulan saya juga pengen coba


Senin, 14-04-2008 18:39:16 oleh: Nury Nusdwinuringtyas

mbak Trie,
setuju bebek nya...?


No comments: