Tuesday, January 18, 2011

Saya, nomer dua tapi juga yang pertama


.

Saya bukan kecap, jadi tak masalah saya nomer dua. Saya urutan anak ke dua dalam dalam keluarga saya, tapi saya anak perempuan pertama. Lahir dalam keluarga Jawa, tentu saja kakak saya , yang beruntung menjadi nomer satu karena urutan lahir dan laki-laki pula. Kebetulan kami mempunyai “area” kerja yang berbeda, kakak saya banyak outdoor , saya indoor alias selalu manis di rumah. Ternyata area ini disetujui orang tua kami terutama atas dasar gender. Gender yang baru terbit istilahnya ternyata aplikasinya sudah lama berselang. Gender adalah perbedaan laki-laki dan perempuan secara sosial, masalah atau isu yang berkaitan dengan peran, perilaku,tugas, dibebankan kepada perempuan dan laki-laki. Istilah “gender” diperkenalkan untuk mengacu kepada perbedaanantara perempuan dan laki-laki tanpa konotasi-konotasi yang sepenuhnya bersifat biologis. Rumusan gender merujuk pada perbedaan-perbedaan antara perempuan dengan laki-laki yang merupakan bentukan sosial.

Kala dulu keluar negri bukan semudah sekarang, saat ada kesempatan orang tua saya pergi, prioritas yang ikut ya kakak saya, sehingga saya bertekad, saya harus bisa ke luar negri dengan kemampuan saya sendiri, terlaksana, kalaupun saya pergi, sebagian besar dari dana yang saya upayakan sendiri. Beberapa hal terjadi saat saya kecil, mencerminkan ketidak setaraan gender dalam keluarga Jawa, dan saya “melawan” dengan mimpi saya. Bila saya kini dokter yang spesialis dan konsultan, master kemudian doktor, karena saya selalu punya mimpi dan memelihara mimpi saya hingga terwujud, tidak hanya mimpi blebar-bleber ke luar negri dengan uang sendiri.

Siang tadi saya mengantarkan ayah saya mengunjungi adik bungsunya, berkali-kali ke duanya berbincang gembira: Anak perempuan kita doktor ya…., anak perempuan lho.

He he, saya nomer dua, tapi nomer satu.

1 comment:

margaretha said...

bangga sekali ya dok, dibanggakan spt itu oleh orang tua kita.. at least we make them happy:)saya jadi terinspirasi utk terus mengejar cita2 saya, keluar negeri sambil seminar..tentu saja baru akan tercapai kalau sudah jadi spesialis. sukses terus dok:)