Wednesday, February 2, 2011

Growing older…..? Waspadai jatuh





Saya sengaja memberi judul growing older, karena tidak perlu menunggu usia masuk dalam kategori usia lanjut untuk mencegah jatuh. Salah satu penyebab jatuh: Instabilitas, gangguan keseimbangan yang memang merupakan salah satu gangguan yang timbul pada pertambahan usia, khusunya harus diwaspadai pada usia lanjut.

Jatuh pada usia yang bertambah membawa berbagai hal, paling sering patah tulang. Patah yang sering terjadi pada tulang pangul, dan paha atas bila jatuh dengan berat badan ditumpu tungkai bawah, sedangkan patah pada lengan atas, pergelangan tangan, bila jatuh dengan anggota gerak atas menumpu berat badan. Tulang dibalut otot dan jaringan lunak lain, memar yang terjadi bisa menimbulkan rasa sakit. Pada usia lanjut, berarti akan terjadi immobilisasi (ketidak mampuan bergerak) yang akan menjadi penyebab gangguan yang lain.

Jatuh paling sering terjadi saat berjalan karena “lingkungan” berjalan, licin, terdapat benda yang menyebabkan tersandung misalnya, gangguan berjalan, tetapi juga yang disebabkan saat bangkit dari duduk atau bergeser (berpindah tempat), dan seba lain karena gangguan penglihatan, bahkan obat.

Jatuh terjadi karena gangguan keseimbangan pada sistem kontrol postur (posisi tubuh) yang tidak bereaksi cepat dan efektif. Saat berjalan (gerakan dinamis) atau berdiri (gerakan statis) , kontrol postur tubuh yang efektif dari deteksi cepat perubahan pusat gravitasi tubuh kemudian memiih dan mengawali respon yang tepat untuk menjaga atau membawa tubuh kembali pada posisi stabil. Berjalan merupakan peristiwa yang paling sering menjadi penyebab jatuh, kalaupun para lanjut usia bisa berjalan mandiri, masih ada kemungkinan terpelest atau tersandung

Bagaimana keseimbangan dijaga

Berjalan merupakan contoh yang paling baik untuk menjelaskan keseimbangan statis dan dinamis, karena merupakan peristiwa bergantian antara statis dan dinamis. Keseimbangan dijaga dengan kerja simultan susunan saraf pusat dan susunan saraf tepi. Susunan saraf pusat antara lain mengatur kerja otot untuk berjalan dengan keseimbangan yang terjaga.

Pertambahan usia mengurangi kemampuan saraf pusat untuk merespon gerak cepat dan akurat. Gangguan pada saraf pusat mempengaruhi gerakan tungkai dan kaki, dan mempengaruhi fase berjalan. Terjadi dua fase saat berjalan, stance phase dan swing phase, yang terjadi bergantian antara ke dua tungkai. Saat satu tungkai menumpu, tungkai yang lain bergerak maju. Diperlukan ketangkasan dan gerak yang akurat untuk menjaga keseimbanga. Keseimbangan juga di jaga oleh alas gerak, dengan bertambahnya usia, terjadi kecenderungan memperlambat berjalan dan berjalan dengan dan memperlebar jarak anatara ke dua kaki.


(Pada gambar, tampak kaki kanan sebagai penumpu (stance phase), kaki kiri yang bergerak (swing phase), kemudian berganti kaki kiri sebagai penumpu )

Mata membantu presisi gerak, berjalan pada alas yang datar berbeda dengan alas yag berbeda ketinggiannya, naik tangga misalnya. Mata akan membantu memperkirakan sudut panggul, lutut dan pergelangan kaki agar kaki diletakkan pada jarak dan posisi yang tepat. Ada “rasa” (proprioseptif) yang juga menjaga presisi, dengan demikian mengganggu keseimbangan. Bila kaki “dirasakan” sudah menapak dengan benar, tungkai yang melangkah (swing phase) akan berganti peran menjadi tungkai yang menumpu. Bila informasi ini keliru, maka akan terjadi jatuh. Bagaimana dengan telinga? Pada telinga bagian dalam terdapat organ yang menjaga keseimbangan. Berjalan bukan saja merupakan gerakan maju, namun juga gerakan ke kanan dan kekiri. Alat keseimbangan yang terdapat pada telinga bagian dalam membantu saraf pusat menggerakkan otot anggota tubuh, tidak saja tungkai dan kaki, yang diperlukan untuk menjaga keseimbanang. Jadi pada dasarnya terdapat tiga alat bantu keseimbangan, mata , telinga dam “perasaan”, setidaknya dua hari ke tiganya harus tidak terganggu agar keseimbangan terjaga.

Saran:

Yang bisa saya sarankan, biasakanlah duduk tegak, selain akan menjaga kapasitas paru tetap baik, sikap tegak pada kursi dengan alas cukup keras, sehingga saat bangkit dari duduk tidak diperlukan tenaga yang terlalu besar. Sikap tubuh yang tegak, pertahankan saat bangkit, agar tidak terjadi kecenderungan dahi terlalu menunduk sehingga memicu terjadinya jatuk ke depan. Upayakan bangkit dari duduk dengan sikap tubuh tegak, hindari membungkuk terlalu dalam. Bila masih mampu bangkit tanpa bertumpa pada ke dua lengan dan tangan, lakukan tanpa membebankan berat badan pada lengan dan tangan.

Pastikan berdiri dulu dengan stabil, baru berjalan. Berjalanlah dengan menjaga postur tubuh yang tegak. Pastikan lantai tidak licin, terutama bila ada anggota keluarga dengan usia lanjut, karena akan terpeleset. Bila ada lantal dengan ketinggian yang tidak sama, upayakan mudah dikenali dengan misalnya memberi gradasi warna, agar tidak tersandung.

Berlatihlah dari sekarang agar tubuh lentur karena kekakuan pada sendi akan menggangu “rasa” dalam sendi. Senam Tai Chi, merupakan senam dengan gerakan lambat yang bisa membantu kelenturan tubuh, dan dibuktikan memperbaiki keseimbangan pada usia lanjut.

Tunggu apa lagi?

No comments: