Saya membuat artikel ini sambil masih deg-degan. Lha sekitar pk 20, Jumat malam, satu hari setelah tahun baru lunar 2562, di rumah praktek, jegagik….barongsai masuk halaman, “tersenyum” di depan pintu ruang tamu.
Lha, saya baru pulang dekat magrib dari gladi resik wisuda di UI Depok, full make up, full dress (kebetulan merah), menolong beberapa pasien, seorang pasien malah datang dan ditunggui ambulans, mak dung deng dung deng, tiba-tiba muncul barongsai. (Sepertinya) saya senang kesenian barongsai, tetapi seumur-umur kompleks saya praktek dan tinggal baru sekali ini di kunjungi barongsai. Sopir ambulans lari ketakutan ngumpet, saya juga kaget seperempat mati. Saya saking kagetnya ngga begitu jelas mendengan “pawang” nya ngomong apa, tapi saat nonton televisi saya tahu kalau barongsai datang, diberi angpau, dan konon dengan demikian aura buruk “dimakan” barongsai, karena konon barongsai (bisa) mengusir aura buruk. Sejarah Barongsai versia Nian (monster) mengisahkan pada masa Dinasti Qing, di satu wilayah di China ada monster yang mengganggu penduduk setempat hingga menimbulkan keresahan dan ketakutan. Saat itulah muncul singa (barongsai) untuk menghalau monster tersebut. Akhirnya, monster kalah dan lari ketakutan. Setelah itu singanya pergi, tapi monster ternyata mau balas dendam dan masyarakat tidak tahu ke mana singa pergi. Mereka bingung, akhirnya mereka buat kostum barongsai seperti yang ada sekarang, dan berhasil menyingkirkan monsternya.
Saya bersyukur diberi contoh ayah saya, yang selalu punya angpau, sambil deg-degan berat saya masuk, menyambar angpau sediaan, dan minta bungsu memberikan. Saya dengar dari ruang tengah: “Kamsia, ya Koko”. He, he, di kompleks saya tinggal, sulung saya sering dipanggil Cici , dan bungsu Koko. Semoga aura buruk rumah praktek hilang, sehingga saya bisa membantu pasien dengan lebih baik.
Cuma lain kali bilang- bilang ya kalau mau lewat……………….
Ngga punya fotonya dweh.
No comments:
Post a Comment