Tuesday, December 15, 2015

ILIR-ILIR

Tembang ilir-ilir yang dicipta Sunan Kalijaga, dikenal sebagai tembang dolanan. Sekalipun mungkin mereka tidak begitu paham siratan maknanya,
Sesungguhnya merupakan lagu dakwah. Tembang ilir-ilir tidak lepas dari peran Sunan Kalijaga untuk mengakomodasi budaya lokal dalam mengembangkan ajaran Islam. Kegemaran masyarakatt jawa akan seni musik, seni suara atau seni tradisional lain berupa pertunjukkan menginspirasi sang wali melahirkan lagu ini.

‘Ilir-ilir’ dan makna lagu yang mungkin bisa dipetik :
‪#‎lir‬ ilir lir ilir tandure wus sumilir / tak ijo royo royo / tak sengguh penganten anyar
(bangunlah, bangunlah, tanaman sudah bersemi / dan menghijau /bak pengantin baru)
Bangunlah bermakna asosiatif untuk segera bangkit. Bangun berasosiaisi juga dengan pagi hari yang bersimbol untuk mengawali hari yang baru. Bangun dan mengawali dari keterpurukan, kemalasan atau kesalahan masa lalu. Memulai hari layaknya tanaman yang mulai bersemi (dan menghijau). Mengawali dengan penuh gairah bak pengantin baru. Sekalipun sudah lama !

‪#‎cah‬ angon cah angon penekno blimbing kuwi / lunyu-luny penekno kanggo mbasuh dodot iro
(anak gembala, anak gembala panjatlah pohon belimbing itu / sekalipun licin (tetap) panjatlah, untuk membersihkan bajumu)

Cah angon sejatinya bersimbol pada penggembalaan hati. Fitrah manusia untuk mengendalikan (hawa) nafsu. Bagi umat Islam bulan ramadhan menjadi puncak segala pengendalian itu, untuk menggapai (buah) belimbing. Buah gerigi lima dengan makna rukun Islam. Sekalipun harus susah payah untuk mencapainya, atau licin jalannya. Tetapkanlah hati untuk menggapainya. Semua diperlukan untuk membasuh dan mencuci (pakaian) diri, membasuh ketakwaan, membersihkan dari (hawa) nafsu atau kesalahan masa lalu.
‪#‎Dodot‬ iro dodot iro kumintir bedah ing pinggir /Dondomono jrumatono kanggo seba mengko sore
(Bajumu, bajumu sudah koyak di samping / jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore)
Baju disimbolisasi sebagai iman, takwa atau kesetiaan yang telah koyak dan berlubang. Jadi dondomono.. jahitlah… jrumatono... benahi dan rawatlah untuk bekal saat nanti menghadap (Allah Swt).

‪#‎mumpung‬ padang rembulane /mumpung jembar kalangane / yo surak’o surak hiyo
(Mumpung bulan [masih] bersinar terang / mumpung [masih] banyak waktu luang /maka bersoraklah dengan sorak iya)
Semua yang harus dicapai itu lakukan saat ini juga. Selagi pikiran masih terang. Mumpung padang rembulane... selagi banyak waktu luang… mumpung jembar kalangane. Dan jika ada yangmengingatkan… bersorak dan berkatalah dengan sorakan iya....

No comments: