Mempertahankan keutuhan NKRI dudah harus diperjuangkan sejak awal
kemerdekaan. Banyak terjadi pemberontakan antara lain PRRI/PERMESTA.
Awal Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI),
dan PERMESTA sebenarnya sudah muncul pada saat menjelang pembentukan
Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tahun 1949 Pada tanggal 2 Maret
1957, di Makasar yang berada di wilayah timur Negara Indonesia terjadi
sebuah acara proklamasi Piagam
Perjuangan Republik Indonesia (PERMESTA). Terjadinya pemberontakan
PRRI/PERMESTA ini mendorong pemerintahan RI untuk mendesak Kabinet
Djuanda dan Nasution aupaya menindak tegas pemberontakan yang dilakukan
oleh organisasi PRRI/PERMESTA. Untuk melancarkan penumpasan terhadap
Pemberontakan tersebut, pemerintah membentuk sebuah pasukan Operasi
Militer yang operasinya disebut Operasi Merdeka pada bulan April 1958
dan operasi tersebut di pimpin oleh Letkol Rukminto Hendradiningrat.
Organisasi PERMESTA diduga mendapatkan bantuan dari tentara asing, dan
bukti dari bantuan tersebut adalah jatuhnya pesawat yang dikemudikan
oleh A.L Pope (Seorang Warga negara Amerika) yang tertembak jatuh di
Ambon pada tanggal 18 Mei 1958. Pada tanggal 29 Mei 1961, Achmad Husein
menyerahkan diri, dan pada pertengahan tahun 1961, para tokoh-tokoh yang
bergabung dalam gerakan PERMESTA juga menyerahkan diri.
Peristiwa ini saya sudah lahir. Saya lamat-lamat ingat, tinggal di
jalan Lebaksari Malang . Pernah suatu saat rumah ramai sekali, para ibu
dengan putra/putrinya dikumpulkan agar bisa bekomunikasi dengan para
suami konon entah di mana, pada tugas menumpas PRRI/ PERMESTA.
Komunikasi saat itu dengan “radio”. Saya “dicari” bapak untuk bicara,
saya tidak mau saat itu, tidak nyaman dengan rumah yang hiruk pikuk.
Barangkali bapak sedih ya, anak wedoknya ngga mau diajak bicara. Ayah
saya sepertinya berangkat sebagai bagian dari “divisi” Diponegoro.
Ilustrasi foto, konon dibuat beberapa saat sebelum bapak berangkat
untuk menumpas PRRI/PERMESTA. Nyaris saja kapal perangnya terkena bom A L
Pope.