Monday, February 19, 2007

WISATA GAJAH




Anak saya yang saya ceriterakan dengan kisah hebohnya saat mengaji saat ini sudah berusia 17 tahun, dan duduk di bamgku SMA kelas 3. Desember yang lalu, saya dan anak saya ke Bali, untuk ber “istirahat” dan menyiapkan tenaga baru uuntuk tahun sibuk 2007, Ujian Nasional dan ujian masuk perguruan tinggi. Kesenangannya akan binatang membuat wisata kami mudah dirancang. Senin malam saya telpon suatu biro wisata., dengan permintaan program wisata binatang, selasa pagi jadwal sudah teratur rapi, rabu pagi berangkat , dan jumat malam sudah kembali ke Jakarta. Suatu program yang pas, pertengahan desember menjelang “peak season”.

Semua menyenangkan, namun wisata gajah di daerah Taro sungguh memberikan pengalaman. Ini termasuk wisata sehari. Di jemput di hotel daerah sanur , ternyata tinggal lurus naik. Ada museum fosil gajah pada museum di depan, bersama dengan art shop pernaik-pernik gajah. Acara pertama, memberi makan gajah. Makanannya pelepah kelapa. Pantas, pupi nya tak bau, meskipun besar-besar. Dilanjutkan naik gajah, seekor gajah dikendarai 2 orang. He he , deg-degan juga lo saya. Anak saya kan 100 kg. , gajahnya mampu kok meng’gendong” (gajah naik gajah?).. Gajah kami bernama Kusuma, umurnya 29 tahun, pawangnya mengendarai bersama kami, usia nya 32 tahun, dari pusat pelatihan gajah di lampung. Gajah ini pagi belum sempat buang air besar , gas yang bergejolak di perutnya terasa lho, sampai kursi kami serasa bergoyang, ya senang-senang takut dengan pengalaman ini. Kusuma sempat berhenti untuk hajat pipis, kentut, sehingga tertinggal dari gajah di depannya. Kusuma ini betina, sempat si dia ini ingin berrjalan mundur, eh, ternyata karena dibelakangnya gajah jantan, genit juga ni cewek. Perjalanan sekitar ½ jam menyusuri jalan kampung dan kemudian masuk lagi, sebelum acara mengendarai selesai, kami di jalankan di air. Wah, kalau Kusuma iseng duduk di air , ”kecelup” dong kami. Setelah itu nonton sirkus, para gajah baris, duduk, main bola dan melukis. Asyik deh. Yang menyenangkan, tempatnya bersih. Wisata ini dengan makan siang , di resto yang menjual pernak-pernik bali , dan yang bernuansa gajah.

Nah, ternyata tak perlu ke Lampung untuk mencapai cita-cita saya naik gajah. Oleh-olehnya gambar kami dan kusuma di air, gayah duduk dan Edwin (anak saya ) di pangku gajah. Selamat menikmati.

Terima kasih ibu Grace, wisata yang di kemas baik. Jangan lupa , saya ingin ikut ke Belanda , saat pasar Tong-tong. Ingatkan saya ya.

Jakarta, 18 februari 2007

3 comments:

L.S Handikin said...

Waah,gajah naik gajah,yaa?Selamaat yaah!Menurut saya yang juga pengagum gajah,gajah adalah binatang yang sangat cerdas dan bijaksana.Lihat tuh logonya ITB,kan gajah duduk yaah.Saya pernah punya patung gajah yang terbuat dari batu dan saya import dari Bali dan patung-patung gajah lain dari kayu.Belajar dari Sang Gajah ya?Biar smart and wise gitu lho.
lshandik a.k.a Papa (hehe..)
http://laser-med.blogspot.com

Anonymous said...

Wah asyik banget ya bu dokter, wisata gajahnya. Saya jadi pengin menikmati juga, naik gajah jalan-jalan di air pula.

heni

Anonymous said...

Dear Dr.Nury,

Hehehe...lutcunya kisah Dr. nih... kami sekantor akhirnya sempat membaca semua sampai tas..tuntas...
Pasti nanti saya ingatkan keberangkatan ke Pasar tong-tong... bulan Mei ya Dr...sekitar akhir 20-an Mei.

Salam kami semua buat Dr. dan Keluarga