Tuesday, September 30, 2008
Monday, September 22, 2008
Sunday, September 21, 2008
Monday, September 15, 2008
Bila gajah menggalang dana: Dor…, pincang. Dor…”mati”!
Bila gajah menggalang dana: Dor…, pincang. Dor…”mati”!
Tak memungkinkan memelihara gajah di rumah, saya selalu mencari kesempatan “jumpa” gajah. Ke Taman Safari Indonesia – di Cisarua hari minggu pertama puasa yang lalu, show yang saya pastikan tidak terlewatkan ya , gajah show.
Mengusung tema “Menyelamatkan hutan Sumatra”, para gajah beraksi dengan skenario rebutan lahan dengan manusia. Adegan pertama, gajah- gajah keluar, makan, oleh para pawing disediakan dedaunan di segala penjuru arena , gajah- gajah keluar, sudah tahu blockingnya, nggak rebutan, masing- masing menuju dan memakan daun di tempat berbeda. Adegan berikutnya, manusia merambah hutan, menebangi, mengolah ,menanami. Berikutnya gajah kembali keluar, kisahnya gajah merusak tanaman manusia. Dipasangi pohon kecil di tengah arena, gajah mencabut pohon. Seru, acara diburu, gajahnya lari, di tembak, dor…Hi hi, kebayang nggak gajah segede gitu, begitu dengar dor…, kaki kiri belakang diangkat, jalan terpincang- pincang! Dor berikutnya, langsung merebahkan diri, pura-pura mati. Kemudian mulai adegan simbiose gajah dan manusia . Gajah jadi kendaraan sambil menarik kayu, mendorong pohon-pohon besar. Aduh, untuk saya sih ini menakjubkan. Ada unsur pembelajaran, ada kesabaran.
Acara ditutup dengan pencarian dana. Lintang (nama gajah), menjual lukisannya. Waktu di tanya pawangnya : “Dijual berapa Lintang, dua ratus ribu” Eh, Lintang menggeleng-geleng. “Seratus ribu?” Lintang mengangguk-angguk. Pawang yang ganteng dan cantik kemudian mengedarkan kaos yang ada lukisannya . Yang membeli di kalungi bunga oleh Lintang.
Wuih, asyik, mau ikutan nonton dan nyumbang? Tidak perlu beli kaos, Lintang punya kotak kaca yang bisa di isi berapapun donasi yang diberikan. Pembelajaran memelihara lingkungan . Bisa juga ikutan memberi makan, membeli wortel untuk memberi makan gajah sambil berfoto. Wortel dijual Rp. 5.000,- seikat.
Sunday, September 14, 2008
Thursday, September 11, 2008
Ngabuburit di Taman Safari Indonesia Cisarua
Karyawan , bersiap
Mobil loreng, untuk yang tidak membawa kendaraan sendiri
Beo, yang senang mengucapkan :"selamat sore"
Pk 8.30 tepat kami dipersilahkan ke gerbang, harga karcis Rp 50.000/ perorang, berlaku untuk usia 6 tahun ke atas, di bawah 6 tahun Rp 40.000 . Mobil Rp 15.000. Ada fasilitas untuk yang berombongan , membeli karcis di kantor dekat Restoran Rain Forest . Dibekali peta, kami mulai menyusuri jalan di dalam taman safari. Pertama jumpa zebra, merasa yang punya kawasan, manis-manis saja kawanan zebra ini bergerombol di tengah jalan. Meski ada larangan memberi makan hewan, saya lihat bebrapa pengunjung, terutama yang membawa balita, memberi wortel pada para zebra, pantesan sang zebra memandang saya dengan wajah : “Bagi donk”. Eh , maaf. Selanjutnya jumpa keluarga gajah Sumatra, sedang sarapan, rumput, anak gajah minum sambil main air. Dikatakan merupakan jenis gajah terkecil di dunia. Nah,yang paling kecil saja sudah sak truk tronton, gimana yang paling gede.
Di sebelah gajah, sepasang tapir sedang bercanda, yang betina (menurut bungsu saya) , lari megol- megol, mondar- mandir, si jantan mengekor, mengendus- endus plus terkadang mengangkat hidungnya yang agak panjang. (Ngomong apa ya?) . Berikutnya banteng . Ini agak serem, tanduknya besar, barangkali tahu ya, saya Taurus, seekor yang besar berdiri tepat di depan mobil, cukup memberi waktu untuk saya memotret wajahnya. Kelanjutannya, sang banteng “memberi salam” dengan menyabet- nyabetkan ekornya ke mobil kami. Duk- duk ! Para kijang , sepertinya golongan kasepuhan, tampil kharismatik, tanduknya gede-gede, sedang rapat (mungkin), duduk semua. Beberapa meter kemudian baru jumpa kijang kecil yang mirip Bambi. Perjalanan dilanjutkan melewati burung hantu, kuda nil yang lagi ngadem , merak biru yang anggun, jerapah, masuk kawasan hewan buas setelah melewati pintu gerbang. Pokoknya jepret semua. (Menurut perhitungan bungsu saya, saya sudah 11 tahun tidak ke Taman Safari Cisarua. Kok bisa ya.) Disambut singa muda, kemudian harimau, eh , jumlahnya kok tidak sebanyak dulu ya. Kami beruntung datang tepat feeding time. Menyaksikan macan putih yang ngambek, minta ekstra, dengan gaya manjanya kucing , tapi gede, nguber-nguber mobil pawangnya. Tega ya pawangnya , tetep ngga di kasih.