Monday, September 15, 2008

Bila gajah menggalang dana: Dor…, pincang. Dor…”mati”!


Bila gajah menggalang dana: Dor…, pincang. Dor…”mati”!

Tak memungkinkan memelihara gajah di rumah, saya selalu mencari kesempatan “jumpa” gajah. Ke Taman Safari Indonesia – di Cisarua hari minggu pertama puasa yang lalu, show yang saya pastikan tidak terlewatkan ya , gajah show.

Mengusung tema “Menyelamatkan hutan Sumatra”, para gajah beraksi dengan skenario rebutan lahan dengan manusia. Adegan pertama, gajah- gajah keluar, makan, oleh para pawing disediakan dedaunan di segala penjuru arena , gajah- gajah keluar, sudah tahu blockingnya, nggak rebutan, masing- masing menuju dan memakan daun di tempat berbeda. Adegan berikutnya, manusia merambah hutan, menebangi, mengolah ,menanami. Berikutnya gajah kembali keluar, kisahnya gajah merusak tanaman manusia. Dipasangi pohon kecil di tengah arena, gajah mencabut pohon. Seru, acara diburu, gajahnya lari, di tembak, dor…Hi hi, kebayang nggak gajah segede gitu, begitu dengar dor…, kaki kiri belakang diangkat, jalan terpincang- pincang! Dor berikutnya, langsung merebahkan diri, pura-pura mati. Kemudian mulai adegan simbiose gajah dan manusia . Gajah jadi kendaraan sambil menarik kayu, mendorong pohon-pohon besar. Aduh, untuk saya sih ini menakjubkan. Ada unsur pembelajaran, ada kesabaran.

Acara ditutup dengan pencarian dana. Lintang (nama gajah), menjual lukisannya. Waktu di tanya pawangnya : “Dijual berapa Lintang, dua ratus ribu” Eh, Lintang menggeleng-geleng. “Seratus ribu?” Lintang mengangguk-angguk. Pawang yang ganteng dan cantik kemudian mengedarkan kaos yang ada lukisannya . Yang membeli di kalungi bunga oleh Lintang.

Wuih, asyik, mau ikutan nonton dan nyumbang? Tidak perlu beli kaos, Lintang punya kotak kaca yang bisa di isi berapapun donasi yang diberikan. Pembelajaran memelihara lingkungan . Bisa juga ikutan memberi makan, membeli wortel untuk memberi makan gajah sambil berfoto. Wortel dijual Rp. 5.000,- seikat.

No comments: