Thursday, September 4, 2008

Belajar sabar dari pak Iskak



Saya merenung apa sih kenangan saya masa kecil berkaitan dengan puasa? Ah, kesabaran pak Iskak. Sekolah dasar di Malang, Santa Maria Panderman , ibu menambahi dengan pelajaran mengaji di rumah. Guru kami , laki-laki paruh baya (saat itu), pak Iskak. Selalu tersenyum, datang bersepeda. Kalau kami (saya dan kakak saya) , tak mau membaca satu ayatpun, beliau tetap tersenyum : “Coba, baca kalimah Syahadat saja, setelah itu boleh main. Kalau sudah lelah main, duduk sama bapak lagi ya.”

Puasa tak menghalangi beliau datang, nakalnya kami, terkadang beliau sudah di muka pintu pun kami berteriak : “Bilangin , (Nury) pergi!”. Ah, pak Iskak dengan tersengum mengayuh sepedanya kembali. Minggu depannya tetap datang, tetap tersenyum.
(Ssst, ibu saya tidak tahu. Ini terjadi kalau ibu sedang pergi menyertai ayah saya)
Aduh, maaf ya pak Iskak…..
Sehubungan bulan puasa, kepada pak Iskak dan keluarga di Malang, mohon maaf lahir dan batin

2 comments:

Budi Prayoga said...

indah nya bulan ramadhan.
apapun yang kita lakukan asalakan dengan ihklas pasti mendapat kan pahala.
met berpuasa ya umi.

dr. Nury Nusdwinuringtyas, SpRM, M.Epid said...

Terima kasih. Selamat menjalankan ibadah puasa juga