Bekerja di FKUI – RSCM, artinya Tri Darma Perguran Tinggi (Pendidikan, Pelayanan dan Penelitian) jadi kuajiban. Menyiasati waktu yang tetap hanya 24 jam, saya mengikut sertakan “pelanggan” mengatur waktu. Di RSCM sebagai Kepala Divisi Rehabilitasi Respirasi, saya wajib mngembangkan ilmu Rehabilitasi Respirasi. Nah, mas Eryawan mengalami sendiri, untuk menegakkan diagnose dan menetapkan regimen terapi , diperlukan paling tidak 2 jam, hanya untuk seorang Eryawan.
Di klinik saya , saya mengembangkan penanganan nyeri, satu orang paling tidak satu jam. Untuk “pelanggan baru” , saya memerlukan waktu nyaris 2 jam. Memulai hari pk 2.00. untuk membaca jurnal dan kegiatan rumah tangga, saya berusaha mengakhiri pk 21.00, dan tidur pk 22 . 00.
Saya tidak memasang jam praktek pada papan , saya cantumkan “dengan perjanjian”. Sulit pada mulanya, orang Indonesia , selain keadaan jalan yang macet , agak sulit menepati janji. Berjalan hampir 2 tahun , sekarang aman, saya sampaikan dengan jelas mengapa saya tidak menerima “pelanggan” di atas pk 20.00. Pernah beberapa mencoba , datang pk 21.00, dengan alasan “Kan sudah tidak ada pelanggan lain”. Waduh, dokter juga manusia, saya perlu istirahat , dan saya perlu berinteraksi dengan keluarga. Saya mulai menerapkan di klinik Respirasi saya di Cipto, sudah mulai berjalan. “Kepatuhan waktu” untuk di klinik nyeri, mendekati 100 %, yang di RSCM baru untuk menganalisa, dari beberapa perjanjian, berapa yang terlaksana.
Sejawat, bisa kok, kita mengatur penghasilan, tanpa “menjadi sakit”.
No comments:
Post a Comment