Sunday, November 23, 2008

Belajar sabar dari anggrek







Foto anggrek dari kebon eyang di Malang, saya ambil di hari Minggu 23 November 2008. Iseng saya bertanya, kok seneng nanam anggrek, Eyang. Wah, saya baru tahu, anggrek indah ini hasil eyang belajar sabar berpuluh tahun. Bekerja di dinas Pertanian di Malang setelah sekolah di Bogor, ternyata tidak berarti Eyang piawai menanam anggrek. Eyang berkisah, awal nya beliau membeli anggrek dari tukang pikul, di letakkan di bawah pohon, hidup hendak , mati tak mau, anggrek dibuang “di sudut halaman . Lho, tumbuh, Eyang mulai agak senang. Belum selesai (rupanya) pelajaran beranggrek, tumbuh daun saja, berbunga tidak mau. Mulailah Eyang menekuni, mulailah berbunga,. Aha, eyang mulai mengerti, kuncinya kesabaran. Dari satu pohon , akhirnya sehalaman rumah. Menghasilkan uang,sehingga saat saya menikah, eyang terbang ke Jakarta dengan anggrek . Dari dendrobium “ordinary” yang dijual sebagai bunga potong saat saya kecil, anggrek Eyang sekarang cantik- cantik. Eyang mengatakan, “dari anggrek saya belajar sabar”. (Saat ini eyang Soendjojo yang berusia 89 tahun, )


Sekarang menjadi usaha yang serius dan juga penghibur di usia lanjut.


No comments: