Tuesday, May 18, 2010

Hati seluas telaga



(gambarnya samudra saja , ya. Ini perairan sekitar pulau Belitung)
Saya dapati dari milis, kiriman teman. Semoga bisa menjadi penyejuk.

Suatu ketika, hiduplah seorang tua. Paa suatu pagi , datang seorang pemuda yang sedang dirundung banyak masalah . langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tanpa membuang waktu, pemuda itu langsung menceritakan masalahnya ke pak tua yang sebelumnya tidak dikenalnya. Pak tua hanya mendengar dengan seksamanya. Ia lalu mengambil segennggam garam dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air putih. Ditaburkannya garam dalam air di gelas, lalu diaduknya perlahan, “ Coba minum ini, dan katakan bagaimana “ ujar pak tua. “ Pahit, pahit sekali” jawab sang tamu.

Pak tua lalu mengajak tamunya ini ke tepi telaga dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak Tua itu lalu kembali menabur segenggam garam ke dalam telaga, dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk- aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga. “ Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah,” Saat tamu selesai minum air itu, pak tua berkata lagi “ bagaimana rasanya? “Segar,”sahut tamunya.
‘Apakah kamu merasakan garam di air itu?” tanya pak tua lagi. “ Tidak,” jawab si anak muda . Dengan bijaksana pak tua bicara, “Anak muda , dengarlah. Pahit kehidupan, adalah layaknyasegenggam garam, tak lebh dan tak kurang, jumlah dan rasa pahitnya itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. “Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya satu yang kamu bisa lakukan. Lapngkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu. “ pak Tua kembali memberikan nasihat , “ hatimu, adalah wadahitu. Perasaan adalah tempat itu, kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.

No comments: