Wednesday, June 7, 2017

Bapak dan saya: Rahasia kecil kami




Fotonya gelap. Saya tidak berhasil membuat lebih jelas. Saya hanya ingin menampilkan foto mobilnya. Jangan tanya merk mobil dan tahun, saya sampaisekarang ngga pernah mengerti merk mobil dan tahun.  Saya hanya berceritera tntang rahasia kecil bapak dan saya.

Setidaknya saya sudah Sekolah Rakyat (SR), SD sebutannya saat ini. Mobil bapak seperti yang nampak pada gambar. Bapak sudah dinas luar, tidak di Malang lagi. Suatu ketika, saat bapak di Malang, di suatu sore berniat mengunjungi kakak bapak, dr Moedarso yang mukim di jalan Tangkubanprau. Saya diajak, hanya berdua. Entah di mana ibu dan kakak saya.

Apa yang terjadi, bukannya saya didudukkan di mobil, namun diberdirikan bemper mobil. Di depan. Entah di sisi kanan atau di tengah pegangan apa ya, lupa. Namun saya merasa berdiri dengan stabil. Keluar pagar rumah belok kiri, ngga jauh, mentok karena rumah kami no 6, ke kiri menuju nomer lebih kecil, belok kiri lagi menyusuri ujung taman Indrokilo, ketemu bunderan Ijen, agak belok kanan, menuju jalan yang tepat di arah depan Taman Indrokilo, sekarang ada Museum, entah jalan apa , Semeru (?). Lha, di ujung jalan belok ke jalan Semeru itu di setop seorag polisi. Tentu saja bapak di lepas, sang polisi malah memberi hormat,  pak polisi hanya memastikan saya masuk mobil. Beberapa kali kemudian saya melihat pak polisis di ujung jalan Rinjani yang nomer besar. Kantor polisinya sekarang masih ada, berseberangan dengan Taman Makam Pahlawan.

Sampai ibu wafat bapak dan saya ngga pernah berceritera ke ibu.
He, he…bahaya ya. Saat itu saya merasa oke saja.

No comments: