Friday, December 11, 2009

Undangan penganten- ada dress codenya…..


Pada milis tertulis : “Jangan lupa, pakai baju putih ya” Ini menyertai janjian jumpa di akad nikad putra seorang kawan yang (akan ) berlangsung di mesjid Kubah Mas.

Berhubung saya tidak termasuk terundang ke Kubah Mas, tapi terundang ke Pekalongan, saya bingung menyiapkan baju. Bingung? Saya terpaksa bingung setelah mengalami berbagai peristiwa.

Sekian tahun lalu, pada undangan mantu sepupu saya, di suatu kota di Jawa Timur , saya di “marahi” sepupu saya yang lain : ” Mbak Nury iki lho, kok bajunya lebih bagus dari yang puya gawe”. Saat itu baru saja kami melaksanakan syukuran beberapa peristiwa, sulung minta dipestakan usia tujuh belasnya, saya menyelesaikan pendidikan master , dan beberapa hal lain. Menghormati yang punya gawe, saya pakailah kebaya hijau kelip- kelip yang saya buat khusus. Lha yang punya gawe memilih warna biru yang kalem, di malam hari, dengan lampu yang tidak mendukung untuk menampilkan warnanya. He, he , maaf…..

Saya mulai berhati- hati. Kalau kita cermati, warna undangan biasanya akan menjadi warna utama pada pesta, terutama baju pengantin dan keluarga. Saat diundang sahabat dengan undangan kuning coklat, acaranya tengan hari, saya pilih broken white. Apa yang terjadi? Para amomg tamu warna bajunya broken white.

Ada satu baju cantik, setelan atas bawah, dibuatkan sahabat yang bertahun menjadi tempat saya menggantungkan diri pada pemilihan dan penyediaan baju, berwarna merah tua. Ragu ingin saya pakai pada undangan di malam hari, sebelum saya akhirnya memilih baju yang lain. Ini lebih gawat lagi, kalau saya pakai, warna dan sulamannya plek sepasang pengantinnnya……

Hari ini, 12 Desember 2009, saya akan berkereta api ke Pekalongan, ingin menhadiri resepsi pernikahan putra seorang teman. Undangan kuning kecoklatan, saya pilih baju ungu, masak iya undangannya kuning, penganten dan panitia bajunya ungu……

No comments: