Sunday, March 1, 2015

(Foto) rontgen

(Foto) rontgen

Suatu saat seorang pasienbertanya “ Dok, yang dimaksud foto itu rontgen ya?”

He, jadi teringat‘pengalaman’ saya, saat baru lulus spesialis rehabilitasi medik dan praktek ditempat saya paruh waktu. Rontgen tentu saja menjadi panduan saya untukmenetapkan diagnosa dan memandu terapi.

Disuatu sore, serang ibudatang dengan keluhan nyeri lutut, dikirim dari seorang sejawat spesialispenyakit dalam. Mengingat merupakan pasien rujukan, saya tanyakan apakah sudahpunya foto? Saya lupa, tepatnya pertanyaan saya waktu itu bunyinya bagaimana,tapi pasien ibu dengan nyeri lutut saya berikan terapi sementara, besok sorenyasaya tunggu melihat ‘foto’ (lutut) agar terapi lebih tepat. Keesokan sorenyaibu dengan nyeri lutut tersebut datang, menyodorkan foto sambil berkata”Doktermau yang hitam putih atau berwarna”. Ha,,,,ha…., saya disodori foto diri…

Tak lama, hanya selangbeberapa hari, ada lagi pasien dengan keluhan nyeri lutut (juga) dan rujukanteman yang sama. Saya juga menanyakan foto (rontgen). Apa yang terjadi? Pasienibu separuh baya ini dengan yakin menyatakan “punya foto”, namun yangmengejutkan saat akan pulang, masih di pintu ruang praktek, ibu pasien iniberbalik dengan serius bertanya ‘ Dokter mau ukuran berapa?’. Sejak saat ituselalu saya terangkan, foto yang saya maksud foto rontgen dari area yang didugaada gangguan.

Pengertian foto rontgen yangdikelirukan dengan foto diri bukanlah mirik para paruh baya. Beberapa tahunkemudian, saat seorang remaja tampan dirawat karena gangguan pada parunya, saatditanya punya foto (rontgen). Dengan percaya diri menyerahkan foto studiomenampilkan wajah tampannya pada posisi miring……..

No comments: