Tuesday, May 30, 2017

Menyusuri jejak Bapak: Pembebasan Irian Barat. Dari Makasar hingga Kotabaru (Sukarnapura)



Selama perjuangan kemerdekaan, Soekarno selalu menganggap Irian Barat juga termasuk sebagai Indonesia. Ketika Belanda akhirnya mengakui kemerdekaan Indonesia, Irian Barat  tertinggal, tetap menjadi  bagian koloni Belanda. Soekarno tidak menyerah dan terus mendorong Irian Barat harus dimasukkan sebagai bagian dari Indonesia melalui  PBB dan melalui  Konferensi Asia- Afrika, negara-negara yang hadir berjanji untuk mendukung klaim Indonesia. Belanda tetap terus bersikeras. Pada tahun 1960, Soekarno sudah kehabisan kesabaran.  Mando Trikora dikumandangkan 19 Desember 1961.

Pada awal 1962, Nasution dan Yani adalah komandan keseluruhan yang disebut dengan operasi Pembebasan Irian Barat, dengan Soeharto yang ditempatkan di Indonesia timur sebagai komandan lapangan. Bapak bergabung pada tahun 1962. Bergabung di Makasar dengan jendral Soeharto yang dilantik menjadi Panglima Mandala pada Februari 1962.
Dunia pun cemas dengan operasi militer yang dilakukan oleh Indonesia, Sekjen PBB U Thant menunjuk Duta Besar AS Elsworth Bunker untuk menjadi mediator Indonesia dengan Belanda. 

Melalui Perjanjian New York, akhirnya disetujui untuk menyerahkan sementara Irian Barat kepada PBB melalui United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) sebelum diberikan sepenuhnya kepada Indonesia pada 1 Mei 1963. Kedudukan Irian Barat menjadi lebih pasti setelah diadakan sebuah referendum act of free choice / Pepera Penentuan pendapat rakyat pada tahun 1969, di mana rakyat Irian Barat memilih untuk tetap menjadi bagian dari Indonesia.
Pada 15 Agustus 1962, ditandatangani oleh Perjanjian yang dikenal dengan Perjanjian New York yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Soebandrio dan delegasi Belanda Van Royen. Isi dari Perjanjian New York adalah dibentuk peralihan pemerintahan dari Belanda kepada PBB melalui suatu badan khusus. 

PBB membentuk UNTEA sebagai badan peralihan kekuasaan di Irian Barat. Badan ini mulai efektif bekerja pada 1 Oktober 1962. Akhirnya pada 1 Mei 1963 UNTEA pun menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia, bendera merah putih pun berkibar di tanah Irian Barat. Bapak menjadi kepala Staff Kodam XVII Cendrawasih.

Ini foto dari dua album Irian. Foto Jendral AH Nasution dan foto bapak dengan beberapa orang asing. Apakah dari UNTEA





No comments: