Sunday, October 26, 2008

Lihat kebunku…..


Mendapati halaman rumah saya lebih cocok untuk tanaman hijau bukan bunga, saya menanaminya dengan pohonan berkhasiat. Plus pohon kersen yang saya buru dalam jangka tahunan, jadilah kebun saya menjadi “destination” para burung. Pagi hari saya mendengar kicauannya. Sekarang saya bahkan (mungkin) mampu membuat kompos sendiri, versi saya, dengan pelajaran jarak jauh mbak Ritapunto.

Terinspirasi artikel di Wikimu, Ibu Retty (Hari bumi .Yuk membuat lubang biopori), dan sesuai pedoman tulisan mbak Ritapunto (Solusi Zero waste” di rumah saat lebaran) , saya meminta tukang membuat lubang. Gampang? Tidak juga. Saya kan bukan pelaksana pembuat lubang, tukang saya mendengar “perintah “ membuat lubang “sampah”, belum selesai saya terangkan, langsung , burr ke kebun samping rumah. Waduh, saya di “rumah” praktek, masih ada “tamu”, tamu selesai, saya segera supervisi. Yak, tul, sesuai dugaan, sudah disiapkan area nyaris 2 meter persegi. Saat saya bilang “Kegedean , pak” ,bingunglah pak Ratim, tambah bingung lagi saat saya mengarahkan : “ Moncongnya 10 cm, dalamnya 1 meter”. Oke bu, laksanakan.

Selesai, belum, esoknya , sepulang kerja, dalamnya sudah oke 1 meter, moncongnya 40 cm. He, he, dasar Nury pemaksa, saya minta di ulangi. Akhirnya , meski tak 10 cm, mendekati 20 cm, terciptalah 4 lubang. Persiapan disempurnakan dengan membeli sarung tangan , 2 pasang ,( satu untuk saya, satu untuk asisten), untuk memisahkan sampah, bila terlanjur tergabung. Pelajaran memakai sarung tangan juga memerlukan waktu. Saya intip dari jendela dapur saya, asisten saya ketuel- ketuel, sarung tangan nggak masuk –masuk ketangannya. H, he, saya keluar saya ajarai, beres.

Lubang mulai efektif digunakan seminggu sebelum lebaran, sampai saat ini satu lubangpun belum penuh. Pemulung berterimakash pada asisten saya, karena seminggu sekali bisa datang dan langsung menjemput kaleng, botol, stiryfoam yang bersih dan tergolongkan.

Saya sertakan foto biopori saya, sudah disupervisi mbak Ritapunto, komentarnya: “Perfect bunda” Ho ho, ini hasil belajar dari Wikimu. Tak perlu bor, wong tukang saya membuatnya dengan pralon sisa membetulkan pipa air

Mau mencoba?

No comments: