Tuesday, February 21, 2017

Mataram kuno - Mataram Islam: Bondan Kejawan


     Bondan Kejawan adalah putra ke 14 Brawijaya V, raja majapahit terakhir dengan Putri Wandan Sari, seorang dayang yang biasa melayani permaisuri Prabu Brawijaya, Dewi Dwarawati yang berasal dari Campa. Konon yang saya baca, Brawijaya V berputra 117 orang.
     Ketika putri Wandan Sari ini melahirkan, bayi tersebut diberikan kepada Ki Buyut Masahar dengan pesan agar bayi tersebut dilenyapkan, karena menurut ramalan para ahli nujum anak ini kelak akan membawa keburukan bagi Kerajaan Majapahit. Akan tetapi anak ini justru dipelihara oleh Ki Buyut Masahar.
     Suatu ketika Ki Buyut Masahar menghadap ke Majapahit dan anak yang kemudian diberi nama Bondan Kejawan ini ikut. Ketika Ki Buyut Masahar sibuk dalam pisowanan, Bondan Kejawan memukul-mukul gong Kyai Sekar Delima yang menjadi salah satu pusaka Keraton Majapahit. Bondan Kejawan ditangkap dan dihadapkan pada Prabu Brawijaya. Ketika Prabu Brawijaya mengetahui hal itu Bondan Kejawan akan dihukum mati. Akan tetapi atas penjelasan Ki Buyut Masahar, Prabu Brawijaya kemudian tahu bahwa Bondan Kejawan adalah anaknya sendiri. Hukuman mati pun dibatalkan.
     Setelah tahu bahwa Bondan Kejawan adalah anaknya sendiri maka Bondan Kejawan justru diberi hadiah berupa senjata pusaka, yang salah satunya adalah tombak Kyai Pleret. Bondan Kejawan kemudian disuruh berguru kepada Ki Ageng Tarub. Ki Ageng Tarub dengan seorang bidadari yang bernama Dewi Nawangwulan memiliki putri bernama Nawangsih. Dewi Nawangsih ini kemudian dinikahkan dengan Bondan Kejawan dan melahirkan Ki Ageng Getas Pendawa, yang kemudian menurunkan Ki Ageng Sela. Ki Ageng Sela menurunkan Ki Ageg Enis yang berputra Ki Ageng Pemanahan selanjutnya menurunkan Panembahan Senapati. Dari sinilah Dinasti Mataram.
Baru tahu kalau kalau cerita Dewi nawangwulan merupakan kisah “nyata”.
        

No comments: