Sunday, February 12, 2017

Trilogi :Demak – Pajang- Mataram Islam (3)


Mataram Islam
     Saya kok belum baca dan saat kecil tidak ingat apakah ada dongengnya, saat menggulingkan Arya Penangsang, Hadiwijaya membuat sayembara, yang hadiahnya diberikan setelah Hadiwijaya menjadi Raja Pajang.
   Sesuai perjanjian sayembara, Ki Panjawi mendapatkan tanah Pati dan bergelar Ki Ageng Pati. Sementara itu, Ki Ageng Pemanahan memperoleh Mataram. Di tahun 1556. Tanah Mataram adalah bekas kerajaan kuno, bernama Kerajaan Mataram (Mataram Kuno)yang saat itu sudah tertutup hutan bernama Alas Mentaok. Ki Ageng Pemanahn membuka hutan tersebut menjadi desa Mataram. Ki Ageng Pemanahan selanjutnya bergelar Ki Ageng Mataram. Entah bagaimana isahnya, nanti cari lagi,, Ki Ageng Pemanahan selanjutnya digantikan Sutawijaya. Sutawijaya juga anak angkat Hadiwijaya, dengan posisi anak tertua.
   Anak tertua ini memberontak sehingga Hadiwijaya yang sering tertulis juga sebagai Adiwijaya, meninggal di tahun 1582. Hadiwijaya berwasiat agar anak dan menantunya tidak membenci Sutawijaya karena diyakini oleh Hadiwijaya, perang Pajang- mataram adalah takdir. Hadiwijaya mendengar ramalan sebelum dilantik jadi raja usai kematian Arya Penangsang dan ramalan Sunan Prapen di tahun 1568, yang menyebutkan Pajang akan ditaklukkan mataram, keturunan Ki Ageng Pemanahan. 
     Hadiwijaya digantikan Arya Pangiri, mesi sesungguhnya Pangeran Benowo yang berhak. Pangeran Benowo pada akhirnya mencari haknya dengan memerangi Arya Pangiri dengan bantuan Sutawijaya. Benowo menjadi raja Pajang ke tiga, memerintah hingga 1587. yang karena tidak ada penggantinya, Pajang menyerahkan kerajaan kepada Sutawijaya, selanjutnya menjadi bagian dari kerajaan Mataram. Danang Sutawijaya memerintah dengan gelar Panembahan Senopati ing Alaga Sayidin Panatagama Khalifatullah Tanah Jawa.

Demikianlah peralihan menjadi Mataram Islam.
Begitu saja?
Ternyata tidak. Ada tapa brata dan derita sebelumnya.
Seorang teman Wikimu mengingatkan perjanjian antara Ki Ageng Pemanahan dengan Ki Ageng Giring.

Dongengnya setelah ini ya.

No comments: