Sindroma terowongan
karpal (carpal tunnel syndrome)
Nury Nusdwinuringtyas
Suatu hari, terbaca pada whatsap
grup teman SMA terbaca:
Met malem sobat2ku..met bobo ya…
Oh ya sobat2 dokterku…boleh
tanya?
Ujung jari2 kiriku kadang
kesemutan …
(dari sobat Grace Sumpena Sundah
24 November 2015 – Sanurian 6T)
mengingat teman tercinta seorang
perempuan, sama dengan saya umurnya
dan posturenya, segera saya balas: Carpal tunnel Syndrome
Apa itu Sindroma Terowongan Karpal?
Sindroma terowongan karpal (STK)
merupakan kumpulan gejala yang terjadi karena jepitan syaraf nervus medianus pada
pergelangan tangan, menimbulkan nyeri hingga rasa terbakar(burning pain), baal (numbness), kesemutan (tingling) pada ibu jari, jari
telunjuk, jari tengah, separuh jari manis dan separuh telapak tangan sisi arah ibu jari, serta
gangguan aktivitas tangan, bahkan otot pada telapak tangan bisa mngecil.
Seberapa
sering terjdi?
Studi penelitian
yang pertama kali dilakukan pada tahun 1950-an tentang STK dilakukan oleh
Phalen, menyatakan bahwa insiden dan prevalensi STK bervariasi antara 0,125% -
1% dan 5 – 16 % pada usia pertengahan
dengan insiden yang tersering terjadi pada wanita, dengan puncak usia 55 hingga 60 tahun. Sebuah
penelitian terbaru dari Canterbury dan Huddersfield, Inggris, Bland dan
kawan - kawan melaporkan, kejadian STK
pertahun sekitar 139,4 kasus per 100.000 pada wanita dan 67,2 kasus per
100.000 pada laki-laki, dengan rasio
sebesar 2,07 perempuan terhadap laki-laki.
Dr Irene
mendapati, di Indonesia sendiri, khususnya di bagian Rehabilitasi Medik Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta,
tercatat sebagian besar
penderitanya adalah wanita dengan rentang usia 25 – 70 tahun. Demikian
juga dengan data yang didapatkan dari poliklinik Neurofisiologi departemen Neurologi
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta sejak bulan Juli 2012 hingga bulan
Desember 2012 tercatat kurang lebih terdapat 110 pasien terdiagnosa STK.
Mengapa bisa terjadi? Berikut saya sampaikan
lebih dahulu letak syaraf medianus.
Anatomi Terowongan Karpal
Terowongan karpal terletak di
pangkal telapak tangan, pada arah jari setelah pergelangan tangan. Terowongan
ini dibentuk oleh lengkungan tulang -tulang (karpal) dengan atap ligamen
(karpal transversa). Di dalam terowongan ini berjalan nervus medianus yang disertai sembilan tendon
fleksor.
Gambar
2.1. Anatomi Terowongan Karpal.
Dikutip
dari : Katz JN, Simmons BP.
Saraf medianus
berjalan di bawah ligamen karpal
tranversa pada pergelangan tangan lalu masuk ke telapak tangan kemudian bercabang menjadi dua. Cabang yang membawa
sifat penggerak (motorik) mempesyarafi antaran lain ibu jari, Cabang pembawa
sifat perasa (sensorik) mempersarafi sisi telapak tangan (volar) dari jari
pertama sampai setengah dari jari keempat, dan aspek dorsal ujung jari-jari.
Mengapa syaraf medianus bisa terjepit?
Segala sesuatu yang
menyebabkan menyempitnya terowongan karpal atau membesarnya isi terowongan
karpal akan menekan dan membatasi gerakan saraf medianus sehingga menimbulkan
cedera tekanan dan gejala neurologis di arah jari dari pergelangan tangan.
Penyebab STK dapat mulai :
idiopatik bila tidak diketahui penyebabnya, penebalan bungkus tendon ataupun
jaringan parut pada selubung tendon (tendinosis) atau iritasi, inflamasi dan
pembengkakan (tendinitis) akibat gerakan
menekuk dan melurus pergelangan tangan dan aktivitas menggenggam yang berulang.
Pembengkakan pergelangan tangan akibat trauma tulang-tulang tangan
(karpal), patah tulang-tulang tanagan
(karpal).
Kehamilan; obesitas; osteoartritis;
kondisi sistemik seperti diabetes mellitus, amyloidosis, hipotiroidism,
reumathoid arthritis. dan kekurangan vitamin B6.
Bagaimana memastikan Diagnosis
Diagnosis STK ditegakkan dari
wawancara (anamnesa), pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Dari wawancara
(anamnesa) didapatkan adanya rasa baal dan kesemutan disepanjang distribusi
saraf medianus, terbangun malam hari karena baal dan nyeri pada jari-jari
tangan, keluhan berkurang dengan mengibas-kibaskan tangannya. Pada pemeriksaan
fisik dapat ditemukan kelemahan otot intrinsik tenar, abnormalitas two-point discrimination task, hasil
positif pada tes provokasi seperti Phalen, reverse
Phalen, Tinel atau tes kompresi saraf. Standar emas untuk pemeriksaan SKT
adalah tes elektrodiagnostik seperti electromyography
(EMG) dan Kecepatan Hantar Saraf (KHS). Untuk menegakkan diagnosis STK, pada
pemeriksaan KHS medianus didapatkan latensi distal motorik > 4 milidetik dan
perbedaan latensi sensorik saraf ulnaris-medianus > 0,4 milidetik.
Menurut Brotzman, CTS dibagi
menjadi 4 derajat :
- Dynamic : munculnya gejala dipicu oleh aktivitas, asimptomatis, tidak ditemukan apa – apa pada pemeriksaan fisik.
- Ringan : terdapat gejala yang berkala, menurunnya sensibilitas sentuhan ringan, tes digital compression biasanya positif, tetapi tanda Tinel ataupun Phalen bisa positif bisa juga tidak.
- Sedang : Gejala sering terjadi, menurunnya persepsi getar pada distribusi saraf medianus, tes digital compression, Tinel dan Phalen positif, peningkatan two point discrimination, kelemahan otot - otot tenar.
- Berat : Gejala menetap, two point discrimination meningkat sekali / hilang, atrofi otot – otot tenar.
Penanganan
Penatalaksanaan STK berupa
terapi konservatif (medikamentosa dan non medikamentosa) dan operatif.
Saya sampaikan penanganan yang non medikamentosa, berupa pemakaian
bidai pergelangan tangan, latihan nerve
and tendon gliding, terapi modalitas, serta modifikasi aktivitas yang
menimbulkan gejala.
Bidai
Bidai pergelangan tangan pada STK digunakan pada permukaan volar
untuk membatasi gerakan pergelangan tangan dan memposisikan pergelangan tangan
dalam posisi netral / sudut 0⁰ untuk mengurangi tekanan pada terowongan karpal
sehingga gejala STK yang dirasakan akan berkurang. Bidai diposisikan pada posisi netral karena
secara anatomis tekanan dalam terowongan karpal paling kecil saat pergelangan
tangan dalam posisi netral, dan tekanan meningkat saat pergelangan tangan
digerakkan fleksi dan ekstensi.
Latihan Tendon and
nerve gliding (TNGE)
Latihan TNGE dapat membantu mengurangi gejala STK. Latihan
tendon gliding bertujuan untuk
memobilisasi ekstrinsik tendon serta mengurangi tekanan pada terowongan karpal.
Latihan mobilisasi saraf medianus bertujuan untuk meningkatkan aliran darah ke
saraf medianus sehingga membantu regenerasi saraf dan memperbaiki konduksi
saraf. Rangkaian gerakan latihan dilakukan secara berurutan dimana
pada tiap gerakan ditahan selama 5
detik. Semua gerakan diulang sebanyak 10 kali. Latihan TNGE dilakukan sebanyak
3 – 5 kali dalam sehari.
Tendon gliding exercise
Tangan Kiri Tangan
Kanan
Tendon Gliding
Exercise, Dikutip
dari : Kisner C, Colby LA.
Keterangan Gambar :
(A) Straight hand
(B) Claw fist (hook)
(C) Full fist
(D) Table top (intrinsic plus)
(E) Straight fist
Nerve gliding exercise
Tangan
Kiri Tangan
Kanan
Nerve and gliding exercise Dikutip dari : Kisner C, Colby LA.
Keterangan gambar :
(A) Pergelangan tangan
netral dengan jari – jari tangan dan ibu jari fleksi
(B) Pergelangan tangan
netral dengan jari – jari tangan dan ibu jari ekstensi
(C) Pergelangan tangan dan
jari – jari tangan ekstensi, ibu jari netral rapat
(D) Pergelangan tangan,
jari – jari tangan dan ibu jari ekstensi
(E) Pergelangan tangan,
jari – jari tangan dan ibu jari ekstensi, lengan bawah supinasi
(F) Pergelangan tangan,
jari – jari tangan dan ibu jari ekstensi, lengan bawah supinasi, ibu jari
direnggangkan kearah ekstensi.
Bagaimana dengan sahabat saya:
Dari
keluhannya, yang didukung seorang perempuan yang pastinya lewat dari setengah
abad dengan berat badan yang tergolong bukan mungil, STK masih bisa
dipertimbangkan.
Dear
Grace Supena Sundah, coba dulu meletakkan tangan pada posisi lurus dan mencoba
latihannya ya.
KEPUSTAKAAN
1.
Somiah A, Roy AJS, Review
Carpal Tunnel Syndrome in The Ulster Medical Society, 2008.
2.
Data Rekam Medis poliklinik Departemen Rehabilitasi Medik
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
3.
Data Rekam Medis poliklinik Sub Divisi Elektrofisiologi
Departemen Neurologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Juli 2012 - Desember 2012.
4.
Cailliet, R. (1975). Hand pain and impairment (pp. 11,
68-72). Philadelphia: FA Davis Company.
5.
Katz, J.N., Simmon,
B.P. (2002). Carpal Tunnel Syndrome. N Engl J Med., 346(23), 1807-12.
6.
Neumann, D.A. (2002). Kinesiology of the musculoskeletal system
foundations for physical rehabilitation (pp.216). USA: Mosby.
7.
Wibowo, B.S., Carpal tunnel syndrome in Jakarta.
Neurona, Oktober 2008. 18(1).
8.
Ebeenbichler, Gerald. Ultrasound diathermy treatment for treating
carpal tunnel syndrome: randomized “sham” controlled trial. British Medical
Journal Volume 316, March 1998.
9.
Fremier M, Brushart, Coernblad, Kissel JT. Entrapment Neuropathies. In: Diagnosis and
Management of Peripheral Nerve Disorder. London: Oxford University Press;
2001. p. 579-601.
10.
Joshi, S.D., Joshi,
S.S., Athavale, S.A. (2005). Lumbrical
muscles and carpal tunnel. J Anat Soc
India, 54,12-5.
11.
Peterson, A., Kincaid,
J.C. (2007). Rehabilitation of patients
with neuropathies. In R.L Braddom (Ed.). Physical medicine and rehabilitation (3rd ed., pp. 273).
Spain: Martin Dunitz.
12.
Michlovitz, S.L.
(2004). Conservative interventions for
Carpal Tunnel Syndrome. Journal of Orthopaedic and Sport Physical Therapy,
34 (10), 589-600.
13.
Gerittsen Annete, De
krom marc. Conservative treatment options
for carpal tunnel syndrome: a systematic review of randomized controlled trial.
Journal neurology volume 249, July 2002.
14.
Baysal O, Altay Z,
Ozcan c. Comparison of three conservative
treatment protocol in Carpal Tunnel Syndrome. Int J Clin Pract 2006; 60
(7): 820-8.
15.
Akalin Elif, El
Ozleem. Treatment of carpal Tunnel
Syndrome with Nerve and Tendon Gliding Exercise. American Journal Physical
Therapy Medicine and Rehabilitation. Vol. 81, 2002.
16.
Sudibyo Y. Tesis “
Manfaat Bidai Pergelangan Tangan dengan Sudut Nol Derajat Pada Carpal
Tunnel Syndrome Idiopatik, 2000.
17.
Boongrid Praset. The Median Nerve. In: Compression &
Entrapmnet Neuropathies. Bangkok: Swicharm Press; 1996. p. 48-65.
18.
Yuliani E. Tesis
“Perbandingan Pengaruh Penggunaan Bidai Pergelangan Tangan dan Bidai
Pergelangan Tangan – Metacarpophalangeal Pada Penderita Carpal Tunnel Syndrome, Oktober 2010.
19.
Santoso Wibowo B,
Moeliono F. Materi Simposium Sindrom Terowongan Karpal. Cirebon. 20 Mei 1995.
20.
Michlovitz, S.L.
(2004). Conservative interventions for
Carpal Tunnel Syndrome. Journal of Orthopaedic and Sport Physical Therapy,
34 (10), 589-600.
21.
Brininger, M.A.J.T.L.,
Rogers, J.C., Holm, M.B., Baker, N.A., Li, Z.M., Goitz, R.J. (2007). Efficacy of a fabricated customized splint
and tendon and nerve gliding exercises for the treatment of Carpal Tunnel
Syndrome: a randomized controlled trial. Arch Phys Med rehabil., 88,
1429-35.
22.
Kisner, C., Colby,
L.A. (2002). Therapeutic exercise
foundations and techniques (4th ed., pp.441-57). Philadelphia:
FA Davis Company.