Hari Ini, Senin 19 Maret 2007, ayah saya berusia 85 tahun.
Kami mengenang masa kecil kami. Ada yang ingin serta?
Semoga kenangan ini jadi hadiah yang indah.
Rambutan ( dan Letnan Jendral Sudirman)
Saat SMP, kami masih tinggal di kompleks Gelora Senayan , bertetanggaan dengan Rudy Hartono, pada awal kariernya. Kalau sore, Rudy main disekitar rumah. Tepat sisi kiri ,rumah pak Osa Maliki, ke dua rumah kemudian Let. Jen Sudirman, ayah pak Basofi Sudirman. Kedekatan rumah dan kedekatan ayah saya dan pak Sudirman membawa banyak kenangan, salah satunya peristiwa rambutan.
Kami sering ke
Perjalanan ke Bandung saat itu cukup lama di tempuh. Entah apa yang dipikirkan ibu Sudirman, beliau menitipkan seonggok besar rambutan, rambutan rapiah pula. Kebayang tidak, 2 murid SMP, dan 1 murid SD, duduk menghadapi rambutan di depan mata. Wah, tentu saja sang rambutan jauh dari keselamatan. Baru keluar kompleks, kami bertiga sudah mulai menyantap, ibu saya senpat marah, ayah saya bilang boleh. Ibu sampai meminta ayah saya berhenti sejenak dekat jembatan Semanggi , beli rambutan sendiri. Tetap saja yang termangsa kami lebih besar dari pasokan ibu, dan saat menyerahkan di Bandung, mbak Ida menawarkan untuk mengambil beberapa ikat. Tak perlu dua kali ditawarkan, langsung disambut ayah saya.
Lho, rupanya ayah saya juga ingin menikmati rambutan seperti yang kami lakukan sepanjang jalan, padahal kami sudah “menyuapi” rambutan sambil ayah saya menyopir.
Kurang ni ye ………………………..
( Bapak dan ibu Sudirman tetap tidak kapok, titip terus, dan kami makan terus. Jangan-jangan kirimnya banyak, karena sebagian memang untuk kami ya. Hallo Dr, dr Laila Nuranna SpOG, apa kabar).
Monggo ……………………..
Yang ini saya tidak ingat, ibu saya yang menceriterakan. Saat kecil , mobil dinas ayah kami kalau tak salah ingat namanya : gas . Terbuka di belakang. Saya dan kakak saya selalu duduk di ujung kursi . suatu saat, ketika ayah kami mengisi bensin, pedagang asongan menyodorkan makanan kepada kami. Saya dan kakak saya mengambil, kami mengira memang di suguhkan. Setelah itu, tinggal ibu yang dapat kejutan. Si pedagang asongan ke depan, minta uang tentu …….! Kami sih asyik saja menikmati ”hidangaan”.
Berkibarlah benderaku ………………!!
Ini rahasia saya dan ayah saya. Barangkali beliau juga tidak ingat. Ayah saya kan ”hobby” jadi komandan, mobil saat peristiwa ini terjadi, sedan , ”besar” sekali (entah saya yang masih kecil atau sedannya yang memang besar). Di sisi kanan atau di tengah ya (saya lupa) luar ada tiang bendera kecil. Apa yang terjadi, saya di ”pajang” oleh ayah saya berdiri di depan mobil , berpegangan bendera. Mobil keluar rumah, ke jalanan....... dengan saya sebagai bendera!
Di jalan berjumpa polisi, di stoplah ayah saya. Entah apa yang di bicarakan, saya di minta ayah saya mesuk mobil, pak polisi memberi hormat setelah meminta SIM ayah saya, dan lanjutlah perjalanan kami.
Terima kasih ,pak . sayang saya tak tahu nama beliau
2 comments:
Wah bu dokter,tentunya sangat bahagia sekali ya, bu dokter masih diberi kesempatan untuk merawat keng romo,dan begitu banyak kenangan indah masa kecil yang masih bisa diingat dalam canda kebersamaan seluruh keluarga tentunya kalau sedang kumpul-kumpul. Saya jadi ingat waktu masa kecil, dimana saya belum sekolah, tengah malam saya dibangunin bapak saya hanya untuk mencoba baju yang dibelikan bapak, setelah dewasa saya baru ngerti betapa bahagianya bapak saya pada saat itu, karena telah bisa membelikan baju untuk putro-2 nya, padahal jaman itu adalah jaman susah dan bapak saya hanyalah seorang guru SD. Bu dokter kaaturaken sugeng ulang tahun dumateng keng romo bu dokter, mugi-mugi tansah pinaringan yuswa panjang ugi kawilujengan saking Gusti Ingkang Murbeng Dumadi.
- heni -
wa kami semua sudah baca blog nya Budhe dan Mbak nury. terharu dan menyenangkan ya. kami di surabaya semua mengucapkan selamat ulang tahun ke 85 buat Pakde dan Eyang Mardhanus. smoga sehat selalu.
- Kel Urip Murtedjo -
Post a Comment