Sunday, March 4, 2007

APALAH ARTI SEBUAH NAMA (?)


Shakespeare menjadi rujukan bila ada masalah dengan nama. Tapi asyiiik juga lho, mengamati berbagai peristiwa karena nama

Tong Setan

Sejak masa dulu, saat perpeloncoan mahasiswa, entah apapun namanya sekarang, nama kita bisa berganti. Seorang teman mandapat nama “Tong Setan “, dan sepanjang perjalanan perkuliahan nama itu tetap disandangnya . Beberapa hari setelah wisuda, Tong Setan berkunjung ke rumah, dan berjumpa dengan ibu saya . kebetulan saya sedang pergi, Tong tercinta meninipkan pesan : Sampaikan saja , tante. Saya, Tong Setan, nah, kebayang engga gelinya ibu saya, dokter baru, memperkenalkan diri sebagai Tong Setan! Ibu saya tak bisa menyahut, hanya segera masuk rumah , dan tertawa geli. Yang hebatnya lagi, saya juga lupa nama aslinya. Saat saya sudah menikah dan menpunyai 2 anak, kami berjumpa di bandara Ngurah Rai Denpasar. Saat akan memperkenalkan dengan suami saya , terpaksa saya menanyakan dulu namanya. He he. Kalau tak salah sekarang ”Tong Setan ” sudah menjadi spesialis andrologi di Surabaya.

Apa kabar Tong Setan ?

Basiyo

Nah, ini juga hebat. Saat saya kuliah, nama komedian radio terkenal ”Basiyo”. Satu senior saya menyandang nama tersebut, dan lebih populer dibandingkan nama asli. Sekarang beliau seorang rektor universitas negri favorit di Semarang. Di antara kami , beliau tetap ”Basiyo ” tercinta. He he.




Gori

Yang satu lagi, nama indahnya ”Gori”, saya lupa bagaimana kisahnya. Beliau sekarang spesialis kebidanan dan kandungan di rs pemerintah di Jakarta. Nah, bahkan istrinya, yang merupakan yunor saya, hingga saat ini, kabarnya , dalam percakapan sehari-hari, menyebut suaminya sebagi ” mas Gori”. (Gori= nangka muda. Nangka muda, memang enak kok, apalagi kalau jadi gudeg ya).

Jakarta, 28 januari 2007


ABUD


Nama rupanya tidak selalu mencermiinkan ras atau suku. Besan ipar saya , bernama pak Rahmat, Jawa ? bukan, Batak . Nah, berikut ini dongeng nama teman anak saya. Bertahun nama Abud beredar di rumah bersama dengan nama-nama lain. Anak saya memang selalu menceriterakan setiap aktivitasnya dan dengan siapa beraktivitas, hingga seolah saya sudah mengenal akrab semua anak saya. Khusus untuk Abud, setiap anak saya berceritera dan menyebut nama Abud, terbayang lah sosok Arab muda. Nah, alkisah , banjir yang mengguyur Jakarta 3 hari menyebabkan seluruh aktivitas di rumah. Saat anak saya membuka situs friendster-nya , lho, kok yang namanya Abud fotonya jauh dari Arab? Eh, saat saya merapikan meja, terbaca katu nama : Aditya Budi. He he, disitulah A (ditya) Bud (i) rupanya berasal! Apa kabar (wan) Abud.

Selamat ya untuk Aditya Budi, S.Si, S.Kom!
Jakarta, 4 Februari 2007



Tila alias Pahing

Anak saya penyayang binatang, ini agaknya dikenali para kucing liar di sekitar rumah. Mereka sering “menyasarkan “ diri ke rumah, dan dengan senang hati anak saya memelihara. Yang terbaru hadir hari minggu 4 februari 2007, saat banjir melanda Jakarta. Ditemukan pembantu saya,seekor anak kucing, kehujanan, kedinginan, di bawa masuk kerumah. Mulailah kesibukan mencari nama. Pertama kali diberi nama Yudith, mengikuti nama penyiar radio swasta (?). Akhirnya , senin 5 februari 2007 di putusan namanya ”Tequila”, di panggilnya ”Tila”.
Dengan segera nama itu di kumandangkan. Nah, pembantu kami yang berusia 16 tahun protes. ”kucing kok namanya keren amat. Saya saja namanya Atun ” He he. Mau tahu nama yang diusulkan ? Si Pahing. Alasannya.” Diketemukannya kan minggu pahing , bu. Ya, si Pahing saja” Atun rupanya berkeberatan kalau namanya kalah keren.


Jakarta, 5 Februari 2007

1 comment:

Anonymous said...

Iya sih apa artinya sebuah nama, anak saya yang perempuan namanya Anastasia, nggak tau kenapa bapaknya memanggil "Ci", setelah lama berselang baru saya tahu kalau "Ci" berasal dari kata "kecil" karena memang perawakannya yang mungil. Saking kecilnya walau sekarang umurnya sudah 25 tahun banyak orang menyangka dia masih baru lulus SMA. Teman-teman kantornya memanggil "Cret" (agak geli) itupun rupanya kependekan dari "cerewet" karena dia memang suka ngomong.